KOMPAS.com - Penelitian di Boston pada 2020 membuktikan vitamin D dapat mengurangi kemungkinan infeksi virus corona sampai dengan 54 persen.
Fakta ini disampaikan alumnus Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Henry Suhendra dalam sesi wawancara di kanal Youtube milik Deddy Corbuzier.
Menurut Henry, tak seperti vitamin C atau A, kebutuhan vitamin D mungkin jarang diperhatikan.
Padahal, asupan vitamin D dalam tubuh sangat memengaruhi kesehatan, bahkan mampu menangkal Covid-19.
Baca juga: RS Omni Alam Sutera Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1
Data dari WHO menyebut bahwa rata-rata kadar Vitamin D penduduk Indonesia adalah 17,2.
Angka tersebut sangat rendah. Bahkan paling rendah dari negara-negara di ASEAN.
"Kondisi itu dapat dicapai, jika kadar vitamin D dalam tubuh optimal. Ini hampir sama dengan vaksin. Kan lumayan banyak. Kalau vaksin 60 sampai dengan 65 persen, beda-beda," terang Henry seperti dikutip dari laman Unair, (18/7/2021).
Baca juga: Alumni SMKN 1 Cimahi Buat Alat Penghasil Oksigen
Alumnus lulusan 1992 ini menjelaskan, vitamin D adalah super hormon yang berpengaruh pada seluruh sel. Sebab, reseptornya ada di semua sel seluruh sistem tubuh kita.
"Kalau vitamin D kita optimal, artinya kita akan baik-baik saja. Tidak ada penyakit-penyakit," ungkap Herny.
Henry menambahkan, di sisi lain, vitamin D memang dikenal memiliki banyak manfaat untuk mengurangi berbagai infeksi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.