KOMPAS.com - Guna menurunkan angka kematian akibat merokok di Indonesia, sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran membuat inovasi permen atau lozenges yang mampu menurunkan kecanduan merokok bagi pemakannya.
Inovasi ini didasarkan atas hasil penelusuran tim mahasiswa yang menemukan bahwa angka prevalensi merokok Indonesia menempati peringkat ketujuh di dunia dengan persentase tingkat merokok sebesar 39,90 persen.
“Tentu prevalensi merokok yang tinggi menimbulkan efek negatif bagi Indonesia. Beberapa tahun terakhir, kasus kematian akibat rokok sangat tinggi di Indonesia,” kata Rifky Adhia Pratama, salah satu tim mahasiswa.
Baca juga: Cerita Siswa SMK Anak Tukang Las yang Dapat Beasiswa Penuh Kuliah S1
Rifki beserta rekan mahasiswa Tiara Zahra Shafira, Endang Juliansyah, Iis Kurniasih, dan Kevin Reza Reynantha serta dosen pembimbing Rani Maharani, berhasil membuat permen yang memiliki kandungan cytisine, atau senyawa bahan alam yang bisa menurunkan kecanduan nikotin pada perokok.
Produk lozenges tersebut diberi nama “Kokro” yang merupakan pembalikan suku kata dari morfem “rokok”.
Rifky menjelaskan, pengubahan suku kata pada rokok menjadi “Kokro” memiliki harapan bahwa produk ini mampu mengembalikan kesehatan manusia seperti sedia kala sebelum kecanduan merokok.
“Filosofinya dibalik dengan harapan bisa mengembalikan fitrah manusia sebagai makhluk yang sehat,” kata Rifky.
Tim pun berupaya menemukan solusi guna menurunkan angka kematian akibat merokok di Indonesia. Salah satunya dengan mencari senyawa alami yang mampu menurunkan kecanduan nikotin di otak.
Baca juga: Cerita Siswi SMK Ranking Ke-33 di Kelas yang Lolos Masuk UI
Dari hasil penelusuran, ditemukan senyawa alami cytisine yang memiliki kemampuan bioaktivitas untuk mencegah terikatnya nikotin ke reseptor yang ada di otak.
Berdasarkan hasil kajian yang sudah ada, cytisine memiliki kemampuan untuk mengikat ke reseptor di otak tujuh kali lebih kuat ketimbang nikotin.
Dengan demikian, semakin banyak cytisine diikat di otak dibandingkan nikotin, maka akan mampu menurunkan efek kecanduan rokok pada perokok.
Senyawa cytisine sendiri sudah populer di benua Eropa sebagai terapi untuk menurunkan kecanduan rokok.
Bahkan senyawa ini sudah dilakukan sintesis organiknya dan sudah banyak dijualbelikan dalam bentuk tablet. Sayangnya, hal ini masih belum populer di Indonesia.
Lebih lanjut Rifky menjelaskan, tim kemudian mencari kandungan alam yang mengandung senyawa cytisine. Dibantu dengan dosen pembimbing, tim menemukan hasil penelitian bahwa ekstrak cytisine dapat diperoleh dari genus tanaman Laburnum atau golden chain tree dalam jumlah yang cukup banyak.
“Kita kemudian telusuri di marketplace, ada gak yang jual bibit atau benih laburnum. Ternyata ada di daerah Basinglah, Bangka Belitung. Itulah yang melatarbelakangi kami untuk mengekstrak cytisine dari biji laburnum,” papar Rizky.
Baca juga: Beasiswa S2 di Kampus Terbaik Australia, Bebas Biaya Kuliah dan Hidup