Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Tahu Jadi Pengganti Daging, Kurangi Risiko Penyakit Kardiovaskular

Kompas.com - 07/09/2021, 11:50 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Selain lezat, tahu dikenal sebagai sumber protein nabati yang baik bagi pemenuhan nutrisi dan gizi tubuh. Makanan tradisional hasil fermentasi kacang kedelai ini bahkan menjadi alternatif pengganti daging.

Hal tersebut disampaikan Prof Ahmad Sulaeman yang merupakan Guru Besar IPB University bidang Keamanan Pangan dan Gizi Masyarakat. Ia menyebutkan, tren gaya hidup sehat telah menggiring masyarakat lebih sadar akan kesehatan pencernaan.

Masyarakat, lanjut dia, kini mencari sumber protein berkelanjutan yang berasal dari nabati atau tumbuhan. Pemilihan tersebut mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan rasa yang sebanding dengan daging.

“Tahu merupakan sumber makanan nabati bergizi tinggi dan pengganti protein hewani terbaik yang bebas asam lemak jenuh dan kolesterol,” ungkapnya dalam Virtual Workshop Gizi Anakku berjudul “Tahukah Kamu? Tahu yang Aman, Lezat, dan Higenis”, seperti dirangkum dari laman IPB.

Baca juga: ITS Masuk 8 Besar Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia, Ada Kampus Kamu?

Beragam manfaat tahu

Ia menjelaskan, tahu memiliki energi yang sangat rendah sehingga cocok sebagai pilihan menu diet rendah kalori.

Tahu juga dapat memenuhi sepertiga kebutuhan protein harian. Mutu gizi protein di dalam tahu juga hampir sama hebatnya dengan daging atau susu.

Tahu menyediakan berbagai zat gizi yang penting dan manfaat fisiologis karena kandungan proteinnya yang tinggi. Tahu juga mengandung lipid, vitamin, mineral, dan isoflavon. Karenanya, kata dia, tahu dapat menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Bahkan, tahu dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan sebagainya akibat konsumsi protein hewani yang tinggi

"Selain memberikan manfaat gizi yang baik, ternyata tahu memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa. Tahu dapat menjadi alternatif protein hewani dan menguatkan tulang. Selain itu baik bagi kesehatan otak dan mengurangi berbagai risiko penyakit kardiovaskular," jelasnya.

Baca juga: Pelatihan Bahasa Korea Gratis Korea Foundation 2022, Tunjangan Rp 12,6 Juta Per Bulan

Di beberapa negara, tahu menjadi sumber protein utama untuk memenuhi kebutuhan protein. Konsumsi tahu masih bisa ditingkatkan, jumlah konsumsi per kapita sama dengan 18 kali konsumsi daging sapi yang hanya 0,0008 kilogram per kapita per minggu.

"Tahu bukan hanya produk serbaguna yang dapat digunakan untuk aneka hidangan. Tahu juga dipenuhi oleh zat gizi yang vital dan manfaat kesehatan yang bisa dirasakan," papar dia.

Lebih lanjut dijelaskan, produksi tahu yang bermutu, aman, dan higienis bergantung pada teknologi pengolahan yang digunakan.

Sehingga, selain manfaat gizi kesehatan yang diperoleh optimal, keracunan dan penyakit kronis juga dapat dicegah. Produsen memperoleh keuntungan maksimal dan terhindar dari jeratan hukum.

“Proses pengolahan ini akan sangat mempengaruhi mutu dan keamanan tahu, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk memproduksi tahu dengan mutu yang tinggi, gizi tinggi, dan cita rasanya mantap. Karena dalam produksi tahu ini melibatkan berbagai tahapan yang kompleks seperti pemilihan kedelai, penggunaan penggumpal yang tepat, dan pengemasan tahu,” jelasnya.

Baca juga: 5 Kata Bahasa Inggris Ini Paling Sering Salah Ucap

Ditandaskannya, produsen perlu memahami titik kritis dalam pengolahan tahu. Untuk membuat produk tahu berkualitas tinggi, sangat penting untuk memahami secara sistematis faktor-faktor kritis yang mempengaruhi mutu tahu.

Misalnya pada tahap koagulasi, yang melibatkan pemilihan koagulan, mutu produk akhir dan rendemen tahu dapat dipengaruhi oleh tipe koagulan yang berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau