KOMPAS.COM- Media pembelajaran berbasis IT (Information Technology) dianggap salah satu hal terpenting saat ini karena kondisi dunia yang sedang mengalami pandemi akibat Covid-19.
Dampaknya dirasakan langsung dengan dunia pendidikan, terutama cara guru dalam mengajar tidak lagi sama seperti sebelum pandemi.
Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi kepala sekolah dan guru SMPN 3 Batang Hari untuk terus berinovasi dalam mengembangkan media bahan ajar.
Para guru mengembangkan podcast untuk memudahkan guru dalam mentransfer ilmu kepada siswa melalui rekaman video.
“Adanya podcast tersebut untuk menjangkau pembelajaran yang berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan era global,” ujar Rahmini, Kepala SMPN 3 Batang Hari, yang juga fasilitator Tanoto Foundation, Sabtu, (18/9).
Rahmini mengatakan, adanya kegiatan dalam bentuk podcast tersebut membuat guru semangat untuk saling mengisi dengan tema-tema menarik.
Pengadaan acara podcast ini ditujukan untuk memenuhi dan mendukung kebutuhan pembelajaran dan literasi para siswa selama masa pandemi.
Baca juga: Kreatif, Mahasiswa UNS Ciptakan Media Pembelajaran bagi Anak Tunanetra
Hardi Opes Simbolon, pengelola podcast dan studio mini SMPN 3 Batang Hari, mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi pada saat ini tidak ada yang tahu kapan akan berakhirnya. Atas dasar tersebut SMPN 3 Batang Hari berinisiatif untuk membentuk ruang multimedia dan studio mini agar dapat menunjang guru mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
“Sehingga peserta didik tidak bosan dan jenuh dengan metode dan media yang digunakan guru. Guru dapat memanfaatkan ruang multimedia dan studio mini untuk membuat video pembelajaran, mengajar dengan live streaming di facebook dan YouTube,” ujar Hardi.
Selain itu, sebagai sekolah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation, para guru juga telah mendapatkan pembelajaran dan kuis berbasis online seperti zoom, quizizz, mentimeter hingga pelatihan editing video.
Ruang multimedia dan studio mini juga diperuntukan untuk siswa dalam melaksanakan ekstrakurikuler yang berbasis teknologi informasi seperti mengedit video, serta membuat acara seperti podcast dan bernyanyi.
Hardi mengatakan pihaknya ingin menghadirkan pendidikan yang dikemas secara menyenangkan khususnya education entertaiment (Edutaiment) sehingga meskipun siswa sulit mengembangkan kemampuan di bidang lain seperti olahraga dan kesenian yang dibatasi ruang geraknya saat ini, mereka bisa mengembangkan bakatnya di bidang entertainment.
“Seperti menjadi news anchor untuk mendukung belajar, editor, podcaster, cover lagu dan lainnya,” pungkasnya.
Mengingat dewasa ini banyak remaja yang telah memiliki akun media sosial, Rahmini meminta kepada tim multimedia sekolahnya merekrut siswa sebagai tim podcast junior. Hal ini agar mereka menjadi duta remaja yang dapat menggunakan media sosial secara sehat.
“Selain mengisi podcast, harapan saya adalah mereka menjadi duta remaja yang menggunakan media sosial secara sehat,” katanya.