Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2021, 16:03 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 2.395 guru penggerak di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan lulus pendidikan guru penggerak angkatan pertama.

Hal ini disampaikan langsung Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim saat menutup Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan pertama.

Nadiem menjelaskan, saat ini menjadi momentum bersejarah bagi dunia pendidikan karena Indonesia sudah memiliki Guru Penggerak.

Baca juga: Khofifah Apresiasi Program Vaksinasi Covid-19 Lantatur UM Surabaya

Nadiem menyampaikan, kedepan guru tidak pernah ragu menggerakkan suatu perubahan dan menghadirkan terobosan untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang merdeka.

"Mari kita semua terus semangat menjadi peminpin dan penggerak Merdeka Belajar," kata Nadiem Makarim seperti dikutip dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek, Sabtu (18/9/2021).

Guru punya keinginan tingkatkan kualitas pendidikan

Nadiem menerangkan, setiap bertemu dengan Guru Penggerak di berbagai wilayah Indonesia, selalu ada benang merah yang sama.

Yaitu mereka memiliki keresahan dan keinginan besar dalam diri para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan para murid. Nadiem merasakan setiap kali berdiskusi dengan Guru Penggerak, ada naluri perubahan begitu besar dan telah tumbuh sejak lama.

"Sekarang mereka diberi kemampuan dan kewenangan untuk melakukan perubahan sebagai pemimpin pendidikan. Semangat itulah yang harus kita bangun bersama," ungkap Nadiem.

Baca juga: Sampoerna Buka Lowongan Kerja dan Program Magang bagi Lulusan S1

Nadiem berharap para Guru Penggerak angkatan pertama dapat membentuk komunitas di daerahnya masing-masing. Komunitas ini yang menjadi rumah bagi Guru Penggerak untuk saling berdiskusi dan belajar dan berbagi inspirasi satu sama lain.

Dengan begitu, para Guru Penggerak di Indonesia akan menjadi satu keluarga dengan satu tekad bersama, dalam mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar.

"Kuncinya ada di komunitas. Anda akan menemukan kekuatan dalam kelompok, gotong royong, kolaborasi, dan koneksi dengan guru-guru penggerak lainnya," imbuh Nadiem.

Nadiem optimistis, dukungan guru di berbagai wilayah akan sangat membantu para Guru Penggerak meningkatkan kualitas pendidikan. Semua pihak bisa bekerja sama untuk memfasilitasi berbagai inisiatif yang diupayakan Guru Penggerak.

"Pada akhirnya, jika kita semua mau berkolaborasi, maka seluruh daerah di Indonesia akan memiliki Guru Penggerak, Kepala Sekolah Penggerak dan Pengawas Penggerak yang akan menjadi roda pergerakan perubahan. Itulah yang terpenting," imbuh Nadiem.

Baca juga: JX-Express Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Simak Syaratnya

94,84 persen lulus dengan predikat amat baik

Sementara itu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril menerangkan, calon Guru Penggerak ada yang lulus dengan predikat amat baik sebesar 94,84 persen, predikat baik sebesar 4,33 persen, predikat cukup sebesar 0,58 persen, predikat sedang sebesar 0,12 persen, dan predikat kurang sebesar 0,12 persen.

"Calon Guru Penggerak yang lulus dengan berbagai predikat tersebut berjumlah 2.395 dan yang tidak lulus berjumlah 6 orang CGP," ujar Iwan.

Kebijakan Merdeka Belajar Episode 5 yang bertajuk Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadikan guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran.

Baca juga: Intip 3 Universitas Termegah Dunia

Pembelajaran yang berpusat pada murid

Lulusan program Pendidikan Guru Penggerak adalah Guru Penggerak dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik.

Iwan menambahkan, para guru diharapkan dapat terus menciptakan pembelajaran yang menumbuhkan semangat siswa, menguatkan mimpi mereka, membuat hari mereka bahagia dan berwarna, dan menuntun mereka untuk terus menjadi generasi pewaris bangsa yang membanggakan.

“Cerita dari para guru selalu menggugah hati saya dan meyakinkan kepada saya dan kepada semua tim bahwa masa depan ekosistem Indonesia akan semakin baik dan cerah. Ini bukan akhir, tapi awal titik mula untuk memulai perjalanan menjadi penggerak perubahan pemimpin Indonesia,” lanjutnya.

Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (P3GTK), Praptono menyampaikan, di awal program, peserta yang berpartisipasi berjumlah 2.460 peserta.

Baca juga: Kreatif, Mahasiswa UNS Ciptakan Media Pembelajaran bagi Anak Tunanetra

Kemudian, ada peserta yang mengundurkan diri sebanyak 59 orang karena mengikuti kegiatan lain, seperti latihan dasar PNS, Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com