Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ide Unik Mahasiswa UMM, Ajak Warga Mandiri dengan Produk Susu Panggang

Kompas.com - 28/09/2021, 17:15 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu sapi salah satu komoditas makanan yang bisa diolah menjadi produk makanan lainnya. Tak hanya mudah diolah menjadi produk makanan lain, susu sapi juga punya banyak manfaat bagus untuk kesehatan tubuh.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki ide unik mengolah susu sapi perah menjadi produk camilan bernama susu sapi panggang.

Kegiatan ini dilakukan mahasiswa UMM bermitra dengan warga Desa Ngroto Pujon, Malang, Jawa Timur.

Inovasi ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) dan meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbus Ristek).

Baca juga: UKS Jadi Garda Terdepan Cegah Penyebaran Covid-19 di Sekolah

Olah susu sapi jadi produk bernilai ekonomis

Salah satu anggota tim, Cynthia Angelina mengatakan, Desa Ngroto Pujon merupakan desa yang terkenal akan produk susu sapi perah.

Hal ini karena mayoritas penduduknya bekerja sebagai peternak sapi. Sayangnya, ketika panen tiba, selalu ada sisa susu yang tidak terjual.

Meskipun mengalami kerugian, masyarakat belum mempunyai ide atau berupaya untuk mengolah sisa susu tersebut menjadi produk lain yang bernilai ekonomis.

Angel menerangkan, untuk memanfaatkan susu sisa tersebut dia dan tim membuat kreasi camilan baru yang unik yaitu susu sapi panggang.

"Dalam proses pembuatannya, kami bekerja sama dengan ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Produk camilan ini dapat bertahan selama satu minggu setelah proses pengolahan," ungkap mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial seperti dikutip dari laman UMM, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Tawarkan Kuliah Gratis, Unpar Bekerja Sama dengan 57 Sekolah Mitra

Cara membuat susu panggang

Dia menjelaskan, proses pembuatan camilan ini diawali dengan memasak susu hingga setengah matang.

Kemudian memasukkan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga tercampur dengan baik. Jika sudah mengental, adonan didiamkan lalu menyimpannya hingga bisa dibentuk dengan mudah. "Terakhir, kami tinggal memotong sesuai seleran dan memanggangnya," tutur Angel.

Tak hanya terbatas pada proses pembuatan camilan susu sapi panggang, dalam waktu tiga bulan masa PKM Angel dan tim juga mendampingi warga dalam pemasaran produk tersebut.

Selain itu, tim PKM ini juga membantu pihak desa untuk mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

"Dengan diurusnya PIRT ini akan meningkatkan jaminan mutu dan nilai jual dari produk camilan ini," imbuhnya.

Baca juga: Tertarik Jadi Game Developer? Mahasiswa Harus Miliki 5 Skill Ini

Bantu perekonomian masyarakat

Angel menceritakan bahwa di pertengahan masa PKM, program tersebut mengalami kendala karena adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga sistem yang awalnya offline diubah menjadi online dengan menggunakan Zoom.

Dalam program ini, Angel bekerja sama dengan empat orang anggota lainnya yakni Khairunnisa dan Nanda Fatika Ningrum dari Prodi Kesejahteraan Sosial, Desy Tania Fitriani dari Prodi Teknologi Pangan, serta Hima Ilda Imrotul Fauziyah dari Prodi Peternakan. Tim ini berharap dengan adanya PKM ini dapat membantu perekonomian masyarakat.

"Tidak hanya itu kami juga berharap program ini bisa terus menjadi kegiatan berkelanjutan serta mampu menjadikan camilan ini sebagai suatu produk unggulan bagi Desa Ngroto," tutup Angel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau