"Pertimbangan atau kriteria dalam pemilihan subjek yaitu cara berkomunikasi, pola kehidupan, dan bentuk interaksi di Desa Palak Siring yang menginterpretasikan akan dirinya dengan kondisi yang kerdil serta didukung pola pikir, usia, dan pendidikan," terangnya.
Muhammad Agusti Saputra menjelaskan, hasil penelitian mereka menunjukkan masyarakat di Desa Palak Siring sudah menerima akan kondisi masyarakatnya yang kerdil walaupun masih ada beberapa masyarakat luar yang memberikan cemooh akan kondisinya.
"Manusia kerdil di Desa Palak Siring memiliki tekad yang tinggi dalam menempuh pendidikan dan juga mampu berinteraksi dengan masyarakat lainnya dengan baik," urainya.
Baca juga: Mahasiswa UNY Gagas Transportasi Umum Ramah Lingkungan di DIY
Namun, ditemukan pula fakta bahwa selaku teman akan selalu mendukung dan membela teman dalam kesulitan apapun apalagi ketika ada orang yang memberikan cemoohan terkait kondisi mereka yang kerdil.
Bahkan selaku orang tua ada kebanggaan tersendiri akan anaknya walaupun dengan kondisi yang kerdil karena dengan kondisi tersebut tetap bisa beradaptasi dengan masyarakat, dan ketika ada yang memberikan cemoohan mereka cukup diam serta bersabar karena kondisi kerdil adalah pemberian dari Yang Maha Kuasa.
Uniknya, manusia kerdil di Desa Palak Siring tidak pernah meluapkan amarah ketika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain, karena memang dalam bermasyarakat harus mampu menerima keadaan dan memberikan nasihat satu dengan yang lainnya.
Disamping itu, manusia kerdil di Desa Palak Siring tidak menemui hambatan dalam mengakses pendidikan, karena sejatinya pendidikan adalah sesuatu yang wajib ditempuh dan mereka mampu melakukan hal tersebut.
Manusia kerdil juga mampu mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada, dan juga memiliki media sosial.
Sementara Kepala Desa Palak Siring Rohadi menyebutkan, mayoritas warga di desanya berprofesi sebagai petani dan pekebun.
"Jumlah penduduk di Desa Palak Siring yaitu sebanyak 981 jiwa terdiri dari 542 laki-laki dan 439 perempuan dengan 6-15 orang kerdil di Desa Palak Siring dan 30 orang di Kedurang. Tidak ada perempuan semua laki-laki," kata Rohadi. Manusia kerdil di Desa Palak Siring ini di dominasi suku Pasemah.
Adapun penelitian ini berhasil meraih dana Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora.
Baca juga: Canggih, Alat Pengusir Burung Karya Mahasiswa UNY
Sekaligus lolos seleksi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang dilaksanakan akhir Oktober secara daring. Ini adalah salah satu upaya UNY dalam tujuan pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.