Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor USU: Ini 6 Poin Kesuksesan Pemilu

Kompas.com - 08/10/2021, 13:20 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dalam Webinar Nasional bertema ‘Sinergisitas Penyelenggaraan Pemilu dengan Pemangku Kepentingan dalam Mensukseskan Pemilu Serentak Tahun 2024’, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., turut menjadi pembicara.

Pada kegiatan yang digelar, Kamis (7/10/2021) itu, Muryanto memaparkan 6 poin yang perlu dilakukan oleh penyelenggara pemilu agar Pemilu menjadi lebih berkualitas.

Apa saja itu? Melansir laman Universitas Sumatera Utara (USU), ini 6 poin itu:

1. Menghitung prinsip efisiensi dalam penyelenggaraan pemilu serentak.

2. KPU perlu membuat tagline kampanye untuk memperkecil konflik dalam pemilu.

Baca juga: Mahasiswa USU Jadi Duta Petani Milenial Kementan RI

Materi tagline perlu dibuat agar masyarakat bisa berteman, dalam setiap kompetisi pasti ada orang yang kalah. Kalau dianggap musuh bukan dianggap kompetisi tapi pertarungan.

"Sekarang sudah banyak anak-anak muda yang membuat materi tagline itu," terangnya.

3. Memperbanyak peran pemilih muda sebagai role model yang menyosialisasikan tentang nilai-nilai pilihan politik menentukan kualitas hidup bernegara.

"Tokoh-tokoh masyarakat harus ikut melibatkan anak muda di situ, bisa dilakukan sosialisasi atau campaign yang masif. Berikan informasi mengenai pentingnya datang ke TPS," terangnya.

4. Menyusun proses pelaporan data keuangan kampanye dari tim sukses dan caleg secara digital.

5. Desain di TPS harus disederhanakan, ada SOP yang lebih ringkas, dan memberikan informasi yang masif tentang tata cara memilih kepada peserta pemilu.

6. Perlunya mempertimbangkan faktor-faktor non-instutisional dalam mendorong angka partisipasi warga.

Pentingnya sinergitas antar stakeholder

Dijelaskan, sinergitas harus dilakukan tidak hanya saat tahapan penyelenggaraan saja, tetapi harus dibangun dan dirancang antar stakeholder pemangku kepentingan.

Tentu agar persiapan menjelang pemilu serentak dapat terencana dengan baik, sehingga potensi masalah yang ada di daerah maupun nasional bisa diantisipasi.

Baca juga: Dosen USU Inovasi Ecoprint Daur Ulang Tumbuhan

Dari hasil riset mengenai Pemilu serentak 2019 dijelaskan bahwa Pemilu dianggap lebih efisien jika dilaksanakan serentak tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan perkiraan awal.

Dari sisi waktu, terlihat proses perhitungan yang memerlukan perpanjangan waktu. Sedangkan dari sisi biaya anggaran yang dikeluarkan ternyata lebih besar 2,07 kali dibanding dengan Pemilu 2014.

Rektor USU juga menilai bahwa dalam Pemilu serentak, program calon presiden jauh lebih banyak menyita perhatian publik dan media konvensional maupun media sosial ketimbang calon anggota legislatif.

"Selain itu, perlu diuji apakah benar Pemilu serentak ini bisa mengurangi political fatigue, karena kelelahan politik justru terjadi karena tingkat kompetisi Pemilu yang sangat keras," jelasnya.

"Pemilih sering disuguhi isu kebencian ketimbang ide dan gagasan, sehingga terpecah menjadi 2 kubu yang bersaing," urainya.

Tingkat partisipasi masyarakat harus diperhatikan

Sedangkan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution menegaskan bahwa masyarakat merupakan penyukses pemilihan. Karena itu, meskipun beberapa tahun lagi, sudah banyak masyarakat yang membicarakan tentang pemilu 2024.

Bobby berharap penyelenggara Pemilu memperhatikan tingkat partisipasi masyarakat karena semakin tinggi tingkat partisipasi, maka kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi juga kian berkualitas.

Sedangkan Ketua KPU Kota Medan Agussyah Ramadani Damanik menjelaskan bahwa kesiapan pemilu diukur dari banyak hal, baik dari aspek penyelenggaraan, regulasi dan kerja sama para pemangku kepentingan.

Baca juga: USU Tingkatkan Keterampilan Petani Kopi di Desa Muara Saladi

”Persiapan yang matang akan memberikan hasil yang baik. Tak hanya prosedurnya saja, tapi substansi demokrasi kita juga sangat penting," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com