Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unsoed Manfaatkan Kulit Jeruk Jadi Perasa di Selai Sayuran

Kompas.com - 22/10/2021, 08:00 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, konsumsi sayur di Indonesia hanya mencapai 209,89 gram per kapita.

Padahal jumlah konsumsi sayur yang disarankan WHO adalah 250 gram per kapita per hari. Mayoritas orang sudah mengetahui bahwa mengonsumsi sayur mayur mendatangkan banyak manfaat bagi tubuh.

Namun demikian, tetap ada orang tidak menyukai sayur karena beberapa faktor. Salah satunya karena kurang menyukai rasa sayuran.

Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang tergabung dalam tim PKM-RE menciptakan inovasi olahan sayur berupa vegetables jam atau selai berbahan sayur.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Apresiasi Program Guru Keliling di Polewali Mandar

Membuat selai dari bahan sayuran

Tim ini merupakan gabungan dari mahasiswa Fakultas Pertanian Unsoed dan diketuai oleh Gloria Angelina bersama dua temannya, Elisabeth Tyastiningrum dan Ester Mastiur Sitorus.

Menurut Gloria, produk tersebut terdiri atas beberapa jenis sayur dan labu-labuan, yaitu labu kuning, wortel, brokoli, labu siam, bayam dan daun kelor.

Namun penggunaan bahan-bahan ini saat diolah menghasilkan rasa dan aroma yang kurang disukai masyarakat. Sehingga tim ini menyiasatinya dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk.

"Kulit jeruk mengandung minyak atsiri sebagai agen flavor pada produk selai yang dihasilkan," kata Gloria seperti dikutip dari laman Unsoed, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Mahasiswa UNS Teliti Susu Sapi Ramah Pencernaan

Tambahkan concrete minyak atsiri dari kulit jeruk

Menurutnya, proses penelitian sempat terhambat karena adanya pemberlakuan PPKM yang membatasi para mahasiswa melakukan kegiatan di laboratorium.

Namun setelah melalui berbagai diskusi dengan internal kelompok dan dosen pembimbing, tim ini berhasil melanjutkan penelitian meskipun tidak sepenuhnya dilakukan di laboratorium.

Meski sempat mengalami kendala, Gloria dan teman-temannya mencoba mencari berbagai alternatif dan solusi.

Hingga akhirnya, hasil penelitian yang dilakukan berbuah manis, dimana produk vegetables jam dengan penambahan concrete minyak atsiri dari kulit jeruk mampu memperbaiki rasa dan aroma selai meskipun kadar gula yang digunakan hanya 15 persen.

Baca juga: Intip Jurusan Kekinian Bisnis Digital dan Peluang Kerjanya

Menurut Gloria, karakteristik nutrisi yang baik juga dihasilkan produk vegetables jam dengan penambahan bahan aktif dari kulit jeruk.

Tinggi antioksidan

Perpaduan ini memiliki aktivitas antioksidan, kadar beta karoten dan kadar serat pangan yang lebih tinggi dibandingkan vegetables jam yang tidak ditambahkan bahan aktif dari kulit jeruk.

"Antioksidan, yang salah satunya terdapat dalam bentuk beta karoten dibutuhkan oleh tubuh untuk melawan radikal bebas dari lingkungan yang berpotensi merusak kerja sistem tubuh," beber Gloria.

Gloria menambahkan, serat pangan adalah jenis kandungan non-gizi yang ramah bagi penderita obesitas dan diabetes karena sifatnya yang tidak dapat dicerna oleh usus halus. Sehingga peningkatan gula maupun gula darah dalam tubuh dapat dicegah.

Baca juga: Definisi dan Keuntungan Blended Learning, Mahasiswa Perlu Tahu

Berdasarkan hal tersebut, produk vegetables jam yang dihasilkan mahasiswa Unsoed ini memiliki potensi besar sebagai selai yang tidak hanya dapat meningkatkan konsumsi sayuran saja.

"Dengan adanya produk ini juga bisa meminimalisir jumlah limbah kulit jeruk. Namun juga menjadi produk yang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan dengan manfaat yang bervariasi," pungkas Gloria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cara Cek Link PDF Unduh Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2

Cara Cek Link PDF Unduh Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2

Edu
Pekan Olahraga Penabur 2025: Membangun Karakter Unggul Sejak Dini

Pekan Olahraga Penabur 2025: Membangun Karakter Unggul Sejak Dini

Edu
Anggaran Riset Kemdiktisaintek Terdampak Efisiensi, Dirjen Fauzan: Sudah Kecil, Sebaiknya Jangan Dipotong

Anggaran Riset Kemdiktisaintek Terdampak Efisiensi, Dirjen Fauzan: Sudah Kecil, Sebaiknya Jangan Dipotong

Edu
Program MBG Disebut Masih Banyak Gunakan Produk Impor, Ini Upaya Kemdiktisaintek

Program MBG Disebut Masih Banyak Gunakan Produk Impor, Ini Upaya Kemdiktisaintek

Edu
Cara Cek Penerima Bansos PKH 2025, Bisa buat Daftar KIP Kuliah Tahun Ini

Cara Cek Penerima Bansos PKH 2025, Bisa buat Daftar KIP Kuliah Tahun Ini

Edu
Cek Kesehatan Gratis 2025 untuk Siswa SD-SMA, Cek Jadwal dan Jenisnya

Cek Kesehatan Gratis 2025 untuk Siswa SD-SMA, Cek Jadwal dan Jenisnya

Edu
Kisah Aini, Siswa Madrasah Raih Banyak Prestasi Meski Bantu Orangtua Jualan Es

Kisah Aini, Siswa Madrasah Raih Banyak Prestasi Meski Bantu Orangtua Jualan Es

Edu
Kemdiktisaintek Akan Potong Anggaran untuk Riset Imbas Efisiensi

Kemdiktisaintek Akan Potong Anggaran untuk Riset Imbas Efisiensi

Edu
Mendikdasmen Siapkan Program Pembelajaran 'Deep Learning', Apa itu?

Mendikdasmen Siapkan Program Pembelajaran "Deep Learning", Apa itu?

Edu
Tanggal Berapa Saja Libur Awal Puasa Anak Sekolah 2025?

Tanggal Berapa Saja Libur Awal Puasa Anak Sekolah 2025?

Edu
Wamendiktisaintek Stella Ajak 9 Juta Mahasiswa Cek Kesehatan Gratis

Wamendiktisaintek Stella Ajak 9 Juta Mahasiswa Cek Kesehatan Gratis

Edu
Skrining Kesehatan Gratis, Menkes: Bisa Identifikasi Kondisi Mental Anak-anak

Skrining Kesehatan Gratis, Menkes: Bisa Identifikasi Kondisi Mental Anak-anak

Edu
Santri dan Hafiz Al-Qur’an jadi Prioritas Penerimaan Polri 2025, Ini Alasan Kapolri

Santri dan Hafiz Al-Qur’an jadi Prioritas Penerimaan Polri 2025, Ini Alasan Kapolri

Edu
FKPU Berkomitmen Cetak Dokter Masa Depan Beretika dan Berempati

FKPU Berkomitmen Cetak Dokter Masa Depan Beretika dan Berempati

Edu
Komdigi Bentuk Tim Percepat Regulasi Pembatasan Penggunaan Gadget pada Anak

Komdigi Bentuk Tim Percepat Regulasi Pembatasan Penggunaan Gadget pada Anak

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau