Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim PKM Polinema Olah Limbah Biji Kapuk Jadi Biodiesel

Kompas.com - 02/11/2021, 13:40 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini biji kapuk jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebab biasanya oleh warga sebagian besar dijual langsung kepada para pengepul dengan harga yang sangat murah.

Padahal, biji kapuk masih terdapat kandungan minyak yang cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Salah satunya adalah biodiesel.

Terkait hal itu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang (Polinema) melakukan pelatihan terhadap warga Desa Suwayuwo Kabupaten Pasuruan yang berupa pengolahan limbah biji kapuk randu menjadi biodiesel yang ramah lingkungan.

Baca juga: Mahasiswa ITK Inovasi Limbah Ban Jadi Material Anoda Baterai

Adapun tim itu beranggotakan Dr. Sandra Santosa, B.Tech., M.Pd., Arief Rahmatulloh, S.Si., M.Si., Mutia Devi Hidayati, S.Si., M.Si., dan Pritantina Yuni Lestari, S.Pd., M.Pd.

Tim tersebut dibantu oleh empat mahasiswa Nadya Dwita Al’adawia, Taghsya Antibatul Rochman, Prasasti Valentina Gustama, dan Rizki Bagus Maulana.

Kembangkan energi terbarukan

Menurut Sandra Santosa, masyarakat Desa Suwayuwo sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan industri pengolahan kapuk randu.

Namun warga biasanya langsung menjual kepada pengepul dengan harga yang sangat murah, yaitu sebesar Rp 3.000 per kilogramnya.

"Kami melihat potensi biji kapuk randu di Desa Suwayuwo ini cukup besar, namun selama ini pemanfaatannya dirasa kurang maksimal," ujarnya seperti dikutip dari laman Polinema.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat Desa Suwayuwo untuk mengolah biji kapuk randu menjadi biodiesel. Yang mana, hal ini sekaligus menjawab tantangan pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan, salah satunya adalah biodiesel.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Yogurt untuk Kaum Milenial

Dijelaskan, dalam pengolahan satu kilo gram biji kapuk ini, mampu menghasilkan minyak sebanyak kurang lebih 300 ml.

"Kemudian, minyak ini akan dilakukan proses esterifikasi, trans esterifikasi, dan terakhir dilakukan proses pencucian biodiesel agar didapatkan biodiesel dengan tingkat kemurnian yang tinggi," terang Arief Rahmatulloh.

Dari sosialiasi pengolahan biji kapuk randu menjadi biodiesel ini, masyarakat Suwayuwo sangat antusias dan tertarik.

Masyarakat pun mendapat kesempatan secara langsung untuk mencoba dan mempraktikkan alat serta melakukan proses produksi biji kapuk menjadi biodiesel.

Kepala Desa Suwayuwo Abdul Mujib menyatakan bahwa warganya sangat antusias terhadap inovasi yang diberikan oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Politeknik Negeri Malang ini.

"Harapan saya, agar masyarakat Desa Suwayowo dapat mengembangkan dan memanfaatkan biji kapuk menjadi biodiesel tidak hanya dalam skala home industry tetapi juga dapat dikembangkan dalam skala pabrik ke depannya," harapnya.

Pada akhir acara, tim PKM memberikan hibah berupa mesin screw press kepada masyarakat Desa Suwayuwo, sebagai bentuk simbolis kerjasama dan upaya keberlanjutan program.

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Kulit Mangga untuk Cegah Korosi Baja

Diharapkan dengan adanya pelatihan pengolahan limbah biji kapuk randu menjadi biodiesel ini mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya para petani kapuk Desa Suwayuwo di tengah pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau