Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2021, 17:37 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Penulis: Trian Lesmana

KOMPAS.com - Seorang penganut agama memiliki cara masing-masing dalam menjalankan keyakinannya. Iman adalah anugerah. Iman adalah pencarian. Iman adalah keteguhan. Iman juga layak dirayakan.

Merayakan iman bisa dengan berbagai cara pula. Beragama dengan bergembira dan saling menyayangi sesama adalah salah satunya. Termasuk di dalamnya, memilih humor sebagai jalan merayakan betapa kita bersyukur pada iman yang menetap di hati kita. Sebab rahmat dan kasih sayang Allah memang tak terbatas. Ia melingkupi segala, termasuk mereka yang beriman dalam balutan sikap yang kerap mengundang tawa.

Humor memiliki korelasi yang cukup dekat dengan agama. Ia menjadi medium yang ampuh untuk mendakwahkan ajaran dan nilai-nilai agama. Di tengah-tengah kehidupan yang semakin kompleks dan menekan, kita butuh pengetahuan agama yang santai lagi menyenangkan.

Baca juga: Ini Tiga Ciri Kamu Mengalami Fase Quarter Life Crisis

Alih-alih mendakwahkan agama dengan doktrin kebencian, kemarahan, dan caci-maki yang menguras energi, lebih elok mendakwahkan dengan penuh cinta dan kelembutan. Dengan jalan cinta itu, wajah Islam yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan tujuan Baginda Rasul diutus ke dunia: sebagai rahmat untuk alam semesta.

Inilah yang dituliskan Fariz Alnizar dalam bukunya Merayakan Iman: Bergama dengan Menyenangkan dan Penuh Kasih Sayang. Kekayaan kisah teladan ia tuliskan dengan ringan. Terbilang ringan untuk esai yang sarat makna.

Fariz mengedepankan esensi daripada sekadar ritual. Titik berat esensi itu mendominasi dalam tulisan-tulisannya. Tidak mengajak secara langsung, tapi ia menuliskan cerita-cerita yang menarik yang membuat pembaca pada akhirnya harus mengambil kesimpulan yang tepat.

Fariz yang akrab dengan kehidupan pesantren, menulis banyak kisah yang lahir dan berkembang di lingkungan pesantren yang hanya bisa dinikmati kalangan santri. Kisah-kisah itu bak mutiara hikmah yang sayang kalau hanya didiamkan.

Baca juga: Kun Bil Qurani Najman, Seni Mengenal Baik Al Quran

Lagipula, sudah saatnya masyarakat muslim menengok kembali kekayaan kisah hikmah itu di balik derasnya dakwah Islam yang kaku dan main benar sendiri.

Dalam buku ini, Fariz ingin menyampaikan bahwa sesungguhnya Islam itu menyenangkan. Iman di dada kita adalah hidayah yang tak terhingga pemberian-Nya. Maka tiada salahnya kita merayakannya. Fariz mengajak kita berislam dengan gembira.

Dan bukankah Abu Hurairah telah meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda, “Sesungguhnya agama (Islam) ini mudah. Maka siapa pun yang membuatnya sulit, ia akan terkalahkan. Maka bersahajalah, jangan berlebihan, dan berbahagialah.”?

Buku merayakan iman dapat di beli di:

Shopee : https://shopee.co.id/Pre-Order-Merayakan-Iman-Beragama-dengan-Menyenangkan-dan-Penuh-Kasih-Sayang-i.63842097.13253499080?sp_atk=28e14d72-7174-476e-b328-cce8954c8d74

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/gramedia-store/merayakan-iman-beragama-dengan-menyenangkan-dan-penuh-kasih-sayang

Gramedia.com: https://www.gramedia.com/promo/pre-order-merayakan-iman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com