KOMPAS.com - Untuk menambah pengalaman para siswa, SMA Bopkri 1 Yogyakarta (Bosa) menjalin kerja sama dengan Adelaide International School, Australia. Melalui kerja sama ini, siswa Bosa bisa merasakan pendidikan di luar negeri.
Menurut Kepala Sekolah Bosa Yogyakarta Sartana, salah satu siswa yang sudah lulus Bosa-AIS Educational Program adalah Nicholas Patrick Adrianto.
"Nicholas adalah siswa angkatan pertama yang lulus dari program ini dan akan mendapatkan dua ijazah sekaligus," ungkap Sartana kepada Kompas.com, Selasa (14/12/2021).
Sartana mengungkapkan, siswa yang mengikuti program ini berkesempatan memiliki ijazah nasional yang dapat digunakan untuk melanjutkan kuliah di Indonesia.
Baca juga: Sejak Kapan Rempah Dipakai Rakyat Indonesia? Ini Penjelasan Pakar IPB
Selain itu juga bisa memperoleh ijazah Australia yang dapat digunakan untuk melanjutkan kuliah di berbagai kampus ternama di seluruh dunia.
Sartana mengatakan, program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2020. Walau di tengah pandemi Covid-19, namun peminat program ini terus ada.
Bahkan saat ini sudah ada calon siswa yang mendaftar untuk tahun pelajaran 2022-2023 yang baru akan dimulai tahun depan. Sartana menjelaskan, banyak keuntungan bagi para siswa yang mengikuti program ini. Salah satunya adalah bisa memiliki pengalaman belajar di luar negeri.
"Selain itu siswa juga bisa mendapat pelayanan akademis dari 2 sekolah, Bosa dan AIS untuk mempersiapkan peserta didik kuliah di luar negeri," ungkap Sartana.
Baca juga: Ini Hasil Riset Ilmuwan Berpengaruh Dunia dari Telkom University
Program ini juga memberi siswa kesempatan memiliki jalur cepat menuju perguruan tinggi di luar negeri tanpa foundation. Sehingga lebih hemat waktu dan biaya.
Nicholas Patrick Adrianto yang merupakan siswa angkatan pertama program ini sebenarnya berangkat ke Australia Februari 2021 silam. Namun karena pandemi Covid-19, Nicholas Patrick Adrianto masih di Indonesia, dan akan melanjutkan kuliah di Perth pada bulan Maret 2022 mendatang.
Sementara itu Humas SMA Bosa Yogyakarta Nico Suryadi menambahkan, kualifikasi siswa yang bisa mengikuti program ini yakni terdaftar sebagai siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Mendaftar di Bosa-AIS Educational Program. Selain itu siswa juga bersedia mengikuti pembelajaran yang akan diberikan Bosa dan AIS secara disiplin dan rutin dibawah bimbingan guru dari dua sekolah tersebut.
Baca juga: LTMPT Tegaskan Peserta Lolos SNMPTN 2022, Tak Boleh Daftar UTBK SBMPTN
Untuk kemampuan berbahasa Inggris tidak menjadi masalah dan dapat diperoleh seiring jalannya waktu pembelajaran. Menurut Nico Suryadi, selama peserta memiliki semangat belajar bahasa Inggris yang tinggi.
"Guru-guru di Bosa dan AIS adalah guru-guru yang sudah terlatih mengajar siswa internasional yang memiliki latar belakang bahasa masing-masing, di luar bahasa Inggris," kata Nico Suryadi.
Siswa yang baru saya diwisuda dari program ini, Nicholas mengaku setelah menyelesaikan program ini, dia berharap bisa melanjutkan studi di universitas Curtin atau universitas Western Australia.
Selama mengikuti program ini, Nicholas mengaku banyak dampak positif yang dirasakannya. Misalnya menambah rasa tanggung jawab dan kemandirian sehingga kedepannya semakin disiplin.
Baca juga: Dosen Unpad Ungkap 4 Penyebab Karies pada Gigi Anak
Karena berkesempatan merasakan pendidikan di luar negeri, Nicholas pun mengajak siswa lainnya agar memperbanyak pengalaman selagi masa muda agar bisa meraih kesempatan serupa.
"Jangan ragu pokoknya lanjut terus jangan mau mundur, kesempatan tidak datang dua kali. Jangan pernah sia-siakan kesempatan, selagi ada kesempatan belajar lebih menggunakan kesempatan itu," beber Nicholas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.