KOMPAS.com - Ketika musim panen, petani merasa senang karena bisa menikmati hasil panennya. Tetapi, jika hasil panen tak sesuai tentu menjadi tidak laku untuk dijual.
Masalah ini berujung pada pembuangan hasil produksi pertanian secara percuma. Tercatat oleh laporan United Nation Food dan Agriculture Organization (FAO) bahwa ada 14 persen produk pertanian di seluruh dunia yang terbuang.
Ini disebabkan oleh waktu panen yang salah, kondisi alam dan penyimpanan yang buruk sehingga mengakibatkan kerusakan pada produk pertanian.
Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Infused Water dari Rempah, Buah dan Sayur
Terkait hal itu, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) membuat inovasi “Maju Market”. Karya tersebut di usulkan oleh Richard Chandra Tjiang mahasiswa Program Studi Informatika.
Ternyata, inovasi itu meraih juara 2 pada Lomba Balikpapan Youth Innovation Ekraf, Balikpapan.
Menurut Richard, program Food Waste adalah solusi yang saat ini banyak ditawarkan oleh pemerhati ketahanan pangan untuk menjawab masalah produk pertanian yang terbuang percuma.
Mulai dari mengolah sisa produk pertanian menjadi produk olahan makanan hingga menjadi pupuk untuk pakan ternak.
Saat ini belum ada marketplace yang menyediakan penjualan sisa hasil produksi pertanian di pulau Kalimantan.
Oleh karena itu Maju Market hadir sebagai solusi terhadap masalah Food Waste di bidang pertanian dan peternakan di pulau Kalimantan.
Baca juga: Keren, Mahasiswa Unhas Inovasi Material Antipeluru
"Maju Market mempromosikan produk pertanian sisa yang dibedakan berdasarkan grade kondisi dari produk tersebut," ujarnya dikutip dari laman ITK awal Desember 2021.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.