Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hamil Penting Minum Air, Ini Alasannya Menurut Pakar IPB

Kompas.com - 24/12/2021, 15:11 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakulaas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Prof. Hardinsyah menyatakan, di Indonesia banyak terjadi gangguan kekurangan gizi yang dialami oleh ibu hamil. Salah satu penyebabnya adalah kekurangan minum air.

"Faktaknya, dua dari lima wanita hamil di Indonesia kekurangan air. Lalu satu dari dua ibu yang menyusi ternyata mengalami kekurangan cairan," ucap dia melansir laman IPB, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: SKB 4 Menteri Terbaru, Januari 2022 Satuan Pendidikan Wajib Gelar PTM

Menurut dia, kebutuhan minum air untuk wanita hamil berkisar antara 2.000-2.500 cc. Kebutuhan ini setara dengan delapan gelas per hari.

"Sayangnya, kebutuhan ini masih banyak belum terpenuhi," sebut dia.

Dia menjelaskan, wanita hamil akan mengalami peningkatan volume darah. Sehingga dalam kondisi hamil ibu membutuhkan banyak air.

Kebutuhan untuk janin dan air ketuban sebanyak 1.500 cc. Sedangkan untuk fungsi plasenta paling sedikit adalah 500 cc.

Dia menjelaskan, kekurangan ciaran berbahaya bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Hal ini karena susunan tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

Saat kekurangan air, katanya, konsekuensinya pada saat bayi dilahirkan bisa terpengaruh baik secara fisik dan fungsi otak. Misalnya, ukuran dan berat tubuh di bawah normal.

Dokter Ahli Kandungan dan Kehamilan dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Budi Iman Santoso memiliki pendapatan yang sama.

Baca juga: Guru Besar IPB: Ilmu Matematika Bisa Cegah Penyebaran Penyakit Menular

Dia mengaku, pentingnya air bagi kesehatan ibu hamil dan janin.

Dia mencontohkan, salah satu penyakit yang terjadi karena kekurangan air adalah oligohidramnion.

"Oligohidramnion adalah salah satu masalah kehamilan yang ditandai dengan jumlah air ketuban yang terlalu sedikit. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan, misalnya kelahiran prematur," jelas Prof. Budi.

Selain memenuhi kebutuhan air, disarankan untuk rajin melakukan cek kehamilan.

Sangat dianjurkan minimal enam kali pengecekan selama masa kehamilan hingga melahirkan.

"Kelainan biasanya terjadi pada trimester ketiga akhir kelahiran. Ibu harus waspada bahaya jika terjadi gangguan kesehatanyang lain, terutama sat melahirkan. Hal ini penting untuk mengurangi risiko bagi ibu saat melahirkan," terang Budi.

Dia menambahkan, kehamilan menyebabkan stres bagi ibu. Hal ini terjadi karena perubahan bentuk tubuh dan reaksi tubuh.

Biasanya tekanan terutama terjadi pada saat menjelang proses melahirkan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Hanya Pria yang Bisa Jadi Chef? Ini Kata Pakar IPB

"Kekhawatiran ibu hamil ini perlu tangung jawab suami dan lingkungan untuk memberikan dukungan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com