KOMPAS.com – Setiap orangtua menginginkan yang terbaik bagi anaknya, termasuk dalam hal edukasi. Karenanya, tak sedikit dari mereka yang mengirimkan sang anak ke luar negeri agar bisa mendapatkan pendidikan berkualitas.
Diberitakan Kompas.com, Senin (8/4/2019), Indonesia menduduki peringkat ke-22 di dunia sebagai negara yang mengirimkan pelajar belajar ke luar negeri terbanyak.
Pendidikan di luar negeri memang dianggap berkualitas karena ditunjak dengan sistem dan mutu berstandar tinggi. Metode pembelajaran di sana bersifat komprehensif dan hands-on learning. Pengajar tak sekadar memberikan teori, tapi juga menugaskan siswa untuk mempraktikkannya. Bahkan, keduanya terbiasa terlibat diskusi.
Pengalaman studi di luar negeri semakin luar biasa karena penyelenggara pendidikan turut menyediakan fasilitas penunjang pembelajaran, seperti hub, klub, organisasi, atau platform untuk mewadahi kreativitas dan ide para peserta didik.
Tak hanya meningkatkan potensi akademik, kuliah di luar negeri juga memberikan beragam pengalaman baru bagi anak. Salah satunya, meningkatkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan tempat, orang, bahasa, dan budaya baru.
Anak juga akan mengalami berbagai perkembangan dari proses tersebut, mulai dari wawasan, pola pikir, fleksibilitas, kemandirian, ketahanan mental, dan lebih kompetitif. Dengan bekal tersebut, mereka pun lebih siap menghadapi lingkungan kerja, baik skala nasional maupun internasional.
Dalam hal pendidikan tinggi, negara yang sering menjadi tujuan kuliah adalah Amerika Serikat (AS). Menurut data Commercial Service AS yang diberitakan Kompas.com, Jumat (20/9/2021), pada 2018-2019, sebanyak 69.000 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di luar negeri. Dari jumlah tersebut, 9.130 orang di antaranya berkuliah di sana.
Negeri Paman Sam sendiri dikenal sebagai salah satu rumah bagi banyak universitas top di dunia yang dimuat dalam Times Higher Education World University Rankings (THE WUR).
Bahkan, 100 universitas top dunia yang masuk daftar THE WUR 2021-2022 didominasi oleh perguruan tinggi AS. Lulusan-lulusannya pun acap kali dipandang bergengsi dan dinilai memiliki daya saing global. Mereka juga lebih terbuka dari segi pola pikir, serta memiliki jaringan luas dan adaptabilitas tinggi.
Bagi mahasiswa, selain prestise karena bisa menyabet gelar sarjana internasional, berkesempatan kuliah di luar negeri merupakan sebuah pengalaman berharga. Sementara, dari sisi orangtua, hal tersebut memberikan kebanggaan sendiri untuk keluarga dan lingkungan.
Meski begitu, ada hal yang mesti dipertimbangkan orangtua jika ingin menguliahkan anak ke luar negeri, yaitu biaya pendidikan dan hidup di sana. Terlebih, jika pilihannya jatuh pada AS yang terkenal dengan biaya hidup tinggi.
Kalau pun anak mendapatkan beasiswa, bukan berarti orangtua tak perlu menyiapkan biaya hidupnya. Untuk berjaga-jaga, anak tetap harus dibekali uang tambahan.
Sayangnya, keinginan menguliahkan anak ke luar negeri kerap terkendala biaya. Kalau kondisinya seperti ini, orangtua perlu mencari alternatif.
Pada dasarnya, Indonesia memiliki perguruan tinggi dengan metode pembelajaran luar negeri yang tak sekadar menyuruh mahasiswa menghafal, tapi juga melatih mereka berdiskusi dan terlibat dalam berbagai proyek kreatif.
Salah satu perguruan tinggi yang bisa jadi pertimbangan adalah Sampoerna University. Kampus yang terletak di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan ini menerapkan sistem pendidikan bergaya AS, mulai dari kurikulum, ketersediaan fakultas, dan fasilitas.
Selain itu, Sampoerna University juga menjalin kemitraan dengan University of Arizona. Melalui kolaborasi ini, kampus menyediakan program Dual Degree. Dengan kata lain, lulusan akan mendapatkan dua gelar sarjana sekaligus, yakni nasional dan internasional.
Menyandang gelar sarjana internasional tanpa harus meninggalkan Indonesia akan memberikan manfaat biaya yang lebih terjangkau bagi para mahasiswa.
Sebagai informasi, University of Arizona menempati urutan ke-93 sebagai universitas terbaik di dunia berdasarkan indeks Council for World University Rankings (CWUR) 2021-2022.
Berkat kemitraan itu pula, mahasiswa pun berkesempatan menjalani transfer pendidikan pada tahun berikutnya dan lulus di luar negeri sesuai jadwal.
Baca juga: Persaingan Kerja Makin Ketat Saat Pandemi, Haruskah Bekerja Sesuai Passion?
Sebagai informasi, program perkuliahan di Sampoerna University disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan. Selayaknya kampus-kampus di AS, pembelajaran di Sampoerna University juga menggunakan pendekatan science, technology, engineering, arts, and mathematics (STEAM).
Ada tiga program perkuliahan yang disediakan Sampoerna University. Pertama, Fakultas Teknik dan Teknologi dengan program studi (prodi) Sistem Informasi, Desain Komunikasi Visual, Ilmu Komputer, Teknik Mesin, dan Teknik Industri.
Kedua, Fakultas Bisnis dengan prodi Kewirausahaan, Akuntansi, Banking and Finance, dan Digital Marketing.
Terakhir, ada Fakultas Pendidikan yang terdiri dari prodi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Bahasa Inggris.
Untuk informasi selengkapnya mengenai Sampoerna University, silakan kunjungi laman www.sampoernauniversity.ac.id.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya