Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "Pasukan Buzzer", Siapa Saja Bisa Menjadi Apa Saja di Internet

Kompas.com - 24/01/2022, 14:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Ketika progress membaca saya mencapai sekitar 50 persen, benak saya mulai mempertanyakan apakah skena seperti ini memang identik dengan dunia seks? Ataukah penulisnya, Chang Kang-Myoung, hanya ingin memasukkan detil-detil adegan perlendiran yang tidak berkaitan dengan pokok permasalahan agar tulisannya terdengar dewasa, maskulin, dan gagah? Atau barangkali ingin mengekspos betapa misoginisnya pria-pria Korea Selatan kepada dunia?

Kira-kira yang mana?

Secara umum, “Pasukan Buzzer” adalah suatu cerita yang digerakkan oleh plot. Bukan tokoh-tokohnya. Penokohan tiap karakter yang muncul terasa hanya sebatas pemukaan. Pembaca tidak belajar banyak tentang sosok Sam-goong, Chatatkat, dan 01810, selain bahwa ketiganya terbilang cukup kikuk di kehidupan nyata dan mudah terbuai perhatian perempuan. Pembaca yang lebih peduli pada keutuhan karakter dibandingkan kompleksitas plot (seperti saya, misalnya) bisa jadi akan merasa kecewa.

Sebagai kompensasi tipisnya karakterisasi tokoh, “Pasukan Buzzer” penuh sesak dengan referensi kasus-kasus, gosip, dan isu sosial di Korea Selatan. Mulai dari rapper hingga pemilihan presiden.

Chang Kang-Myoung benar-benar tidak menahan diri dalam mengerahkan berbagai pengetahuan dan referensi yang dia peroleh selama berkarir sebelas tahun sebagai reporter.

Jujur, ada beberapa momen di mana saya merasa semua informasi yang dilemparkan ini bikin jengah. Begah. Eneg. Seakan-akan saya sedang duduk bersama seorang laki-laki yang sibuk berceloteh seorang diri, menjabarkan betapa luas wawasannya tanpa sedikit pun berhenti untuk memperhatikan apakah lawan bicaranya menunjukkan minat pada apa yang dia bicarakan.

Tidak mengambil jeda apakah lawan bicaranya punya opini untuk disampaikan. Asumsi awal saya yang menduga novel ini menganggap serius dirinya sendiri sepertinya tidak bisa dibilang meleset.

Meski begitu, “Pasukan Buzzer” bukan novel yang buruk. Saya tidak bisa berbahasa Korea, sehingga tidak mungkin memberikan penilaian terhadap cara penuturan kisah ini dalam bahasa aslinya, tetapi terjemahan bahasa Indonesia dari tangan Iingliana terasa mulus dan mengalir. Enak banget.

Catatan kaki yang nongol di sana-sini, menjelaskan berbagai referensi kasus maupun istilah-istilah khas budaya Korea Selatan juga sangat membantu pemahaman pembaca. Andaikata skor novel “Pasukan Buzzer” ini 8 dari 10, 5 poin akan saya dedikasikan untuk Iingliana selaku pengalih bahasa.

Engkaulah juaranya.

Sudah sana ambil sepedanya, Kak. Ambil sepabrik-pabriknya.

Salah satu contoh catatan kaki. Menolong sekali yang gini-gini, tuh.

“Pasukan Buzzer” juga sedikit-banyak memantik renungan. Internet adalah ruang bebas. Terlalu bebas, malah. Di Internet, siapa pun bisa menjadi siapa pun. Membuat akun palsu. Mereka-reka identitas baru. Mengaku-ngaku. Apa yang kita baca, dengar, dan temukan di internet belum tentu sepenuhnya fakta. Opini bisa digiring. Imej bisa dibangun.

Baca juga: Intip Karya Terbaru Paulo Coelho, Sang Pemanah

Apa yang benar dan apa yang dipercaya khalayak umum bisa jadi adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Informasi palsu sekalipun, jika disebarkan oleh cukup banyak orang, akan diinterpretasikan sebagai kebenaran.

Sebagai #SaksiPasukanBuzzer, barangkali keraguan adalah sahabat baik yang akan dapat menyelamatkan kita di internet.

Sebab seperti halnya Chatatkat yang sanggup menulis artikel “Perjalanan Kami sebagai Suami-Istri Menjelajahi Amerika Utara dengan Mobil” dilengkapi lima ratus lembar foto padahal nyatanya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di Amerika Serikat, bisa jadi ulasan ini juga ditulis oleh orang yang sebenarnya sama sekali tidak membaca novel “Pasukan Buzzer”.

Jadi, sekarang apa yang mau dipercaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com