Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2022, 19:16 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Meningkatnya kasus Covid-19 membuat tenaga medis di rumah sakit kerap kewalahan dalam menangani pasien yang jumlahnya terus meningkat secara signifikan. Akibatnya, antrean panjang pada Unit Gawat Darurat (UGD) tak bisa dihindari.

Menghadirkan solusi, enam sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang Portable Patient Monitoring System (PPMS) yang dipasang pada mobil ambulance untuk mempercepat pertolongan terhadap pasien dan memangkas antrean di emergency room atau UGD.

Tim terdiri dari Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng selaku ketua, Wiwik Anggraeni SSi MKom, Diah Risqiwati, Lailatul Husniah ST MT, Sugiyanto, dan Hanugra Aulia Sidharta.

Wiwik Anggraeni mengungkapkan bahwa PPMS terdiri dari tiga komponen utama, yakni alat monitoring pasien, komputer mini, dan printer thermal mini.

Baca juga: ITS Inovasi Alat Deteksi Dini Covid-19 dari Suara Batuk

Ketiganya dikemas dalam sebuah koper dengan ukuran yang sama dengan berat kurang dari 3 kilogram guna memudahkan transportasi.

“Dengan ukuran tersebut, PPMS menjadi alat portable yang bisa dipindahkan dari ambulance menuju bed sementara sebelum masuk ke emergency room,” paparnya seperti dilansir dari laman ITS, Kamis (27/1/2022).

Wiwik menambahkan bahwa PPMS berfungsi sebagai alat monitoring tanda vital selama perjalanan dari rumah pasien hingga UGD. Tanda vital tersebut di antaranya adalah SpO2, systole, diastole, suhu tubuh, respiratory rate, dan heart rate.

“Keenamnya akan diamati selama perjalanan dan paramedis dapat mencetak rangkuman data tersebut untuk kemudian diserahkan ke UGD,” ujar dosen Departemen Sistem Informasi ITS tersebut.

Wiwik mengaku bahwa dalam melakukan penelitian ini, tim menggunakan metode pengamatan secara langsung. Dengan melibatkan Rumah Sakit (RS) UMM sebagai mitra kerja, tim melakukan survei di lapangan guna mencari ide inovasi yang sesuai dengan tema IEEE SIGHT Funding, sebuah program pengabdian yang berhubungan dengan penanggulangan Covid-19.

Baca juga: Beasiswa S1-S2 Brunei 2022: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 6,7 Juta Per Bulan

“Lalu, ide tersebut kami ajukan untuk diimplementasikan di ambulance milik RS UMM,” bebernya.

Setelah beberapa pengujian dan simulasi, sambungnya, PPMS siap beroperasi dan berhasil dihibahkan di RS UMM pada 13 Januari 2022 lalu. Selain itu, alat yang sedang dalam tahap proses untuk pengajuan hak cipta ini juga akan dibagikan ke dua tempat lainnya, yakni RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong dan Medical Center ITS.

“Namun, kegiatan hibah alat di dua tempat tersebut baru akan dilaksanakan satu hingga dua minggu ke depan,” tutur Wiwik.

Dirancang selama dua tahun sejak wabah Covid melanda, proyek ini dinilai Wiwik mengalami banyak kendala. Mulai dari terbatasnya jenis dan model alat monitoring akibat impor yang dibatasi hingga sulitnya teknis dalam pengambilan data alat monitoring karena tidak ada manual dan protokol resmi dari pabrikan.

“Kami berharap dapat terus berpartisipasi dalam pengembangan alat di bidang medis yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” tandasnya.

Wiwik dan tim sendiri tergabung dalam tim Imelda, singkatan dari Integrasi Semarang, Malang dan Surabaya yang merupakan asal dari para anggota tim.

Baca juga: Beasiswa S1-S2 di Sydney Australia 2022, Senilai Rp 102 Juta Per Tahun

Semua anggota tim Imelda tersebut saat ini masih menyelesaikan studi program S-3 di ITS di bawah bimbingan Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng.

Di samping itu, tim ITS ini juga turut melibatkan Dr Lailis Syafa’ah MT yang merupakan dosen Teknik Elektro dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai koordinator komunikasi tim dengan mitra kerja terkait.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com