Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kick Off G20: Andien Aisyah Bagi Tips Terapkan Sustainable Fashion

Kompas.com - 09/02/2022, 16:08 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Penggerak fesyen sekaligus penyanyi Andien Aisyah mengatakan, bidang tekstil, pakaian atau Fast Fashion sejak awal menjadi salah satu industri yang cukup polutan.

Pasalnya dalam produksinya sebagian besar menyebabakan terjadinya pencemaran air dan udara. Menurut Andien, limbah tekstil juga terlalu cepat sirkulasinya.

"Pakaian di rumah belum 10 kali pakai sudah harus dibuang karena lemari mungkin sudah tidak bisa menampung atau hal lainnya. Sehingga sangat cepat sampai ke land field atau tempat sampah," kata Andien dalam Kick Off G20 On Education and Culture, Rabu (9/2/2022).

Andien mengungkapkan, kesadaran untuk penggunaan pakaian yang lebih ramah lingkungan harus digencarkan. Pasalnya saat ini limbah fashion berada di peringkat nomor 2 di seluruh dunia.

Baca juga: KAI Services Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3, Ayo Daftar

Industri tekstil sebabkan 20 persen polusi air

Sementara itu, Indonesia merupakan negara yang memiliki konsumen dan produsen yang paling besar di bidang tekstil.

Industri pakaian bertanggung jawab juga memberi dampak lebih dari 20 persen polusi air di dunia.

"Buat saya pribadi, sebagai seorang yang menggeluti dunia entertainemt seperti pisau bermata dua. Di satu sisi bisa membantu pertumbuhan perkeomoniman dan ketanagakerjaan. Namun disisi lain banyak sekali dampak yang tidak kecil bagi linkungan," urai Andien.

Andien menekankan, fokus saat ini yakni meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa yang namanya pakaian, bukan yang paling trendy yang paling baik. Bukan yang paling cepat berputar yang paling baik.

"Tapi kita bisa menciptakan trend baru di indonesia dan dunia. Ketika bisa menciptakan circular fashion atau fashion yang lebih berkelanjutan menjadi pilihan yang baik bagi bumi dan diri kita sendiri," beber Andien.

Baca juga: LTMPT: Ada Tambahan Waktu bagi Sekolah Lakukan Finalisasi PDSS

Cara terapkan sustainable fashion 

Menurut Andien, sustainable fashion sebenarnya tidak hanya memproduksi pakaian dengan minim listrik, minim air atau menggunakan pewarna alami.

Ketiga hal itu tentu menjadi bagian penting dalam sustainable fashion namun pilar lainnya ada banyak sekali, antara lain:

1. Membeli barang second hand.

Hal ini menjadi salah satu upaya agar barang yang sudah tidak dipakai, tidak langsung jatuh ke tempat sampah tapi bisa digunakan kembali atau dijual kembali.

2. Mamakai suatu barang dalam waktu yang lama juga bagian dari sustainable fashion.

3. Upcyle barang. Andien menambahkan, hal ini menjadi tantangan yang paling besar namun saat ini sedikit demi sedikit sudah mulai menjadi tren.

Baca juga: BBPOM Jakarta Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Bagaimana pakaian yang seharusnya sudah berada ke land field atau tempat sampah karena tidak layak pakai, kemudian bisa di-remake dibentuk baru dan bisa memiliki nilai jual bahkan lebih dari sebelumnya.

"Yang perlu digarisbawahi seberapa besar kesadaran masyarakat mengenai hal karena sangat bersinggungan satu sama lain," imbuh Andien.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau