KOMPAS.com - Sebanyak 2.700 pendidik dari sembilan organisasi profesi mengikuti program Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar (PPMB) pada Senin (14/02/2022).
Sembilan organisasi profesi tersebut yakni IGI, KGBN, JSMB,Pergunu, FGII, APSI, PGSI, AKSI, dan Komunitas Pengawas Belajar Nusantara.
PPMB merupakan program belajar yang diluncurkan Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bagi organisasi profesi dan jaringan satuan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas mempraktikkan pembelajaran, kepemimpinan merdeka belajar, dan menggerakkan perubahan pendidikan.
Ketua KPM, Rizqy Rahmat Hani melalui PPMB berharap tidak akan ada lagi praktik yang menyebabkan murid menderita belajar akibat tidak merdeka dalam prosesnya. Pasalnya, penderitaan tersebut akhirnya menyebabkan murid bersekolah namun sebenarnya tidak belajar.
Baca juga: Kemendikbud Buka Beasiswa bagi Guru-Kepala Sekolah SD-SMA 2022
“Dibutuhkan orang-orang yang peduli akan keadaan tersebut dan melakukan inisiasi perubahan, yaitu penggerak perubahan. Dua ribu lebih pendidik ini yang akan memulai untuk melawan kebiasaan menderita belajar, mengajak rekan-rekannya berubah, dan membentuk ekosistem merdeka belajar di sekolahnya,” jelas Rizqy dalam rilis.
Proses belajar PPMB, lanjut dia, berlangsung selama dua bulan untuk setiap angkatan. Peserta akan belajar mandiri melalui melalui beberapa modul yang telah disiapkan. Setelah itu mendapatkan mentoring dari pelatih guru profesional.
Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan, yang turut hadir dalam peluncuran PPMB mengingatkan pentingnya gerakan organisasi sipil masyarakat dalam membawa perubahan bangsa.
Bukik mengatakan, perubahan perjuangan kebangsaan ditandai dengan lahir dan berkembangnya organisasi sipil masyarakat yang beragam prinsip nilai, bentuk, dan identitas, seperti Serikat Dagang Islam dan Boedi Oetomo.
Baca juga: Beasiswa Guru Training ke Jepang 2022, Tunjangan Rp 17 Juta Per Bulan
“Yang menarik adalah semuanya pergerakan sipil. Mereka mempunyai inisiatif berdasarkan pemikirannya sendiri, mandiri untuk berupaya, dan terus melakukan refleksi untuk perbaikan,” terang Bukik.
Dari sejarah tersebut, Bukik meyakinkan, pendidik juga bisa bergerak secara mandiri. Tidak hanya untuk memperbaiki nasib diri sebagai individu, kelompok sebagai komunitas, tapi juga berdampak untuk bangsa khususnya anak-anak Indonesia.
“Saya percaya apa yang kita lakukan (PPMB), akan menjadi momen yang terus kita ingat. Bagaimana kalau organisasi masyarakat sipil, yang memiliki berbagai sumber daya, berbagi misi dan impian, melakukan aksinya masing-masing, tapi punya tujuan yang sama yaitu Indonesia yang lebih baik,” pungkas Bukik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.