Menurut Reza, tak seperti kata sandi yang bisa diganti, fitur wajah atau sidik jari hanya melekat pada satu orang saja. Apabila pengguna kehilangan informasi biometriknya, maka data yang tersimpan dengan identitas tersebut tidak akan dapat diakses.
"Satu solusi untuk memitigasi permasalahan ini adalah tokenisasi untuk pertukaran informasi," terang profesor Ilmu Komputer dan Teknik Elektro ini.
Baca juga: Mahasiswa Ketahui 5 Keuntungan Ikut Kursus, Penting untuk Kariermu
Token digunakan agar pengguna tidak langsung memberikan informasi biometriknya. Misalnya apabila pengguna lain hendak menggunakan tablet punya kita, token akan diberikan ke tablet dan juga ponsel sebagai perangkat utama.
Izin akan diberikan apabila token di kedua perangkat cocok satu sama lain. Apabila tidak, maka token dapat ditarik dan diganti.
"Pengguna lain tidak akan menerima informasi biometrik apapun dari kita," imbuhnya.
Sehingga sistem pengenalan biometrik ini bisa menjadi solusi dari permasalahan data elektronik pribadi pengguna yang diretas dan disalahgunakan akibat kata sandi.
Baca juga: Siswa, Cek Panduan Pengisian Prestasi Saat Mendaftar SNMPTN 2022
Tindakan peretasan bisa saja terjadi karena kata sandi merupakan sistem keamanan yang harus diingat oleh pemiliknya.
"Apabila seseorang dapat mengetahui kata sandi kita, mereka bisa menerobos sistem keamanan menggunakan identitas kita,"tandas Reza.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.