Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Membuat Seseorang Depresi? Ini Kata Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 28/02/2022, 07:09 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak hanya fisik, tetapi pikiran dan jiwa bisa terganggu saat pandemi Covid-19 berlangsung.

Salah satu masalah kesehatan jiwa yang umum terjadi di masyarakat adalah depresi. Bahkan depresi menjadi penyebab kematian kedua setelah kardiovaskuler.

Depresi atau gangguan kesehatan mental bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan anak-anak, remaja pun bisa mengalami depresi.

Baca juga: Tips Olahraga yang Tepat Saat Pandemi dari Stikes Panti Kosala

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan.

Ada data yang menyebutkan, untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

Dosen Psikologi Universitas Muhammadyah Surabaya (UM Surabaya), Fety Khosianah menjelaskan depresi merupakan gangguan kesehatan mental.

Tanda-tandanya, dengan suasana hati yang terus-menerus merasa sedih dan tertekan serta kehilangan minat dalam beraktivitas, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari.

"Seseorang yang mengalami gangguan depresi mayor, kelainan ini dapat memengaruhi perasaan, pemikiran, hingga perilaku sehingga menimbulkan masalah emosional dan fisik," ungkap Fety dilansir dari laman UM Surabaya. 

Baca juga: Ini Tiga Ciri Kamu Mengalami Fase Quarter Life Crisis

Fety juga menjelaskan seseorang yang mengalami depresi akan mengganggu saat istirahat dan nafsu makan.

Sehingga kerap merasa lelah dan sulit berkonsentrasi. Efek depresi dapat berlangsung lama atau bahkan berulang dan mampu mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dan menjalani aktivitas harian.

“Depresi umumnya terjadi pada remaja di rentang usia 20 sampai 30-an, meski semua rentang usia juga memiliki risiko tersendiri, namun gejala depresi pada seseorang perlu sangat kita waspadai agar segera mendapatkan penanganan,” katanya.

Lebih lanjut lagi Fety memaparkan beberapa faktor yang menyebabkan seseorang depresi diantaranya memiliki riwayat gangguan kesehatan mental pada keluarga.

Lalu memiliki kepribadian tertentu, seperti terlalu keras dalam menilai diri sendiri, pesimis, rendah diri, atau terlalu bergantung kepada orang lain, menyalahgunakan alkohol atau obat terlarang.

“Seseorang yang mengalami kejadian traumatik, seperti kekerasan seksual, kematian, kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan juga rentan alami depresi,” papar Fety. 

Baca juga: Psikolog Unair: Coba Praktekkan Mindfulness untuk Usir Stres

Ia menambahkan, mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat tidur, mengidap penyakit kronis seperti gangguan hormon tiroid, cedera kepala, HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung juga menjadi faktor seseorang alami depresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau