KOMPAS.com - Meski mengambil Program Studi Fisika, mahasiswi kembar Institut Teknologi Sumatera (Itera), Rohana dan Rohani tetap dapat menyalurkan hobinya di dunia sastra.
Tak tanggung-tanggung, masing-masing berhasil menerbitkan 11 buku fiksi berupa novel. Bahkan Rohana dan Rohani pernah meraih predikat Putri Novelis Lampung kompak merilis novel ke-11 masing-masing dari mereka.
Melansir laman Itera, Jumat (11/3/2022), novel yang menarik ialah berjudul "Satu Garis Merah" karya Rohana dan "Monstrous Moonshine" karya Rohani.
Baca juga: Di SMMPTN-Barat 2022, Itera Siap Terima 558 Mahasiswa Baru
Mengangkat tema ringan yaitu seputar kisah percintaan remaja, masing-masing novel tersebut berhasil menarik 900 pembeli dalam kurun waktu 24 jam, sejak pertama kali dirilis.
Tidak butuh waktu lama bagi Hana dan Hani untuk menyelesaikan novel ke-11. Mereka dapat menyelesaikan karya tersebut dalam waktu kurang dari satu bulan.
Hana dan Hani mengaku mulai menulis naskah buku tersebut pada awal November 2021 lalu, dan berhasil dirampungkan pada Desember 2021. Keduanya selalu menulis bersama, meski judul novel dan kisah yang dianggat berbeda.
Ternyata, mereka berdua sudah suka dengan dunia menulis sejak masih duduk di bangku SD. Buku Pertama yang ditulis Rohana berjudul "Rahasia impian", sementara Rohani menulis "The twins dream" yang berhasil terbit pada tahun 2020.
"Sejak itu, kami terus menulis bersama dan menerbitkan buku ke-2 hingga ke-11 saat ini," ujar Hana dikutip dari laman Itera.
Adapun buku-buku yang ditulis dirinya dan saudara kembaranya tersebut terdiri dari beberapa genre. Mulai dari genre inspiratif sebanyak enam buku, religi dan horor masing-masing satu buku, dan tiga novel bergenre romansa.
Hani menambahkan, mengawali kecintaan menulis sejak masih berusia enam tahun, awalnya mereka menulis buku-buku ringan di catatan buku kecil.
Baca juga: Ini Cerita Mahasiswa dari Papua dan Malaysia Pilih Kuliah di Itera
Sampai pada akhirnya seiring bertambahnya usia, mereka mulai menulis lebih dalam dengan menghadirkan berbagai kisah dengan memanfaatkan teknologi.
Ketika usia mereka 13 tahun, Hana dan Hani mengaku mulai memberanikan diri mengirimkan karya-karya mereka ke penerbit Gramedia Pustaka Pusat. Untuk dapat menembus penerbit ternama, bukanlah hal mudah bagi Hana dan Hani.
Naskah tulisan yang dikirimkan pernah beberapa kali ditolak dan dikembalikan oleh penerbit.
"Waktu itu pernah ikut seleksi menulis novel, tetapi kami ditolak karena masih dianggap terlalu muda untuk menjadi seorang penulis," tutur Hani.
Namun dengan tekad dan usaha yang selalu diiringi doa, naskah awal mereka berhasil lolos dan dipublikasikan oleh penerbit dan dipasarkan melalui Toko Gramedia pada November 2020.