KOMPAS.com - Semakin maju dunia, semakin canggih pula teknologi yang dibutuhkan. Selama kebutuhan teknologi semakin tinggi, maka mahasiswa perlu membekali diri dengan kemampuan atau skill yang dibutuhkan di masa depan.
Dilansir dari laman Akupintar, ada 10 skill yang harus dimiliki untuk bekal berkarier di masa depan. Ini rinciannya.
Dunia sekarang sudah berada dalam masa AI dan Big Data. Meskipun belum benar-benar terasa di negara berkembang. Jika tak ingin posisimu tergantikan oleh komputer, sebagaimana kuda tergantikan oleh mobil, asahlah kemampuanmu dalam menghadapi masalah.
Sayangnya, tak ada panduan jelas dalam mengembangkan dan menguasai skill ini. Pada dasarnya, kecakapan dalam menyelesaikan masalah tumbuh dengan sendirinya secara alami, seiring dengan pengalaman hidup kita sendiri.
Baca juga: Pertamina Foundation Buka Lowongan Kerja Lulusan S1 Banyak Jurusan
Ide-ide yang inovatif takkan dapat diwujudkan tanpa pemikiran yang kritis. Bagaimana berpikir kritis itu sebenarnya?
Berpikir kritis ketika meluangkan waktu untuk melakukan observasi, memeriksa, kemudian menganalisa, hingga sampai pada suatu kesimpulan, pemahaman, atau penilaian yang logis.
Termasuk mampu memikirkan tentang suatu persoalan secara mendalam, dengan kepala yang jernih.
Super kreatif adalah skill terpenting pada tahun-tahun ke depan.
Baca juga: Profesi UI UX Designer Kian Dibutuhkan, Ini Pilihan Jurusan Kuliahnya
Bahkan, kreativitaslah yang membuat umat manusia mampu menciptakan mesin. Data yang dihasilkan mesin adalah bahan mentah yang membutuhkan kreativitas agar dapat disuguhkan menjadi informasi yang bermanfaat.
Bisa memimpin orang lain, sangat diperlukan. Dengan bisa memimpin orang lain maka menunjukkan kamu layak dalam menghandle bawahan.
Kesuksesan kerja tim memerlukan koordinasi yang baik antar anggotanya. Skill ini bukan tentang bagaimana memimpin tim, namun tentang orang-orang di dalam tim itu sendiri.
Baca juga: Astra Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1-S2 Berbagai Jurusan
Dari seluruh tipe kecerdasan majemuk, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal secara spesifik dibutuhkan dalam era revolusi industri keempat. Pasalnya, keduanya terkait dengan pengelolaan emosi.
Ketika mampu mengelola emosi diri, maka dapat belajar bagaimana mengendalikan emosi orang lain. Terkadang emosi berperan cukup penting dalam kesuksesan kerja tim.
Robot atau mesin, sejauh ini, masih belum memiliki kemampuan untuk membuat penilaian dan keputusan.
Contoh sederhananya, kamu dapat menilai bahwa baju warna kuning kurang cocok dikenakan, jadi kamu memutuskan untuk menggantinya dengan warna merah. Seandainya kamu memiliki asisten robot sekalipun, ia tak bisa melakukannya.