Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Dua Tahun Pandemi, Peran Perempuan Penyangga Ekonomi Keluarga

Kompas.com - 28/04/2022, 19:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Di sisi lain, dalam sejumlah riset tingkat global dan nasional, perempuan cenderung menerima uang lebih sedikit, pengeluaran keluarga meningkat karena keperluan kesehatan. Perempuan di Indonesia yang mayoritas terlibat di kerja-kerja informal mendapat kerentanan yang semakin parah.

Menurut Abby Gina Boang Manalu, Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan, hal ini makin menegaskan bahwa dampak dari krisis tidak pernah netral gender, begitu juga dalam kasus pandemi COVID-19. Krisis ekonomi berdampak lebih parah kepada kelompok perempuan.

“Mereka rentan mengalami pemutusan kerja karena gendernya yang dianggap bukan pencari nafkah utama, dan karena dianggap tidak bekerja maksimal selama pandemi karena harus mengurus rumah tangga. Namun di balik kerentanan ini, perempuan juga menunjukkan resiliensi dengan membangun ekonomi-ekonomi kreatif,” ungkap Abby.

Baca juga: SAS Institute Buka Kursus Analisis Data Gratis bagi Mahasiswa

Hal ini ditegaskan pula oleh Leya Cattleya, Pendiri EMPU. Seperti yang diketahui, pandemi COVID-19 sangat berdampak pada seluruh sektor ekonomi. Sumber daya alam, produksi, pasar, dan daya beli, khususnya untuk industri kreatif menurun, tidak berkelanjutan.

PPKM yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 hingga membuat banyak usaha tutup. Ketika pengusaha harus menutup usahanya, perempuan tak jarang jadi kelompok pertama yang di-PHK.
“Untuk itu, diperlukan dukungan berkelanjutan pada kerja kreatif dan inovatif serta kapasitas UMKM dan artisan agar lebih resilien, penggalakan kemitraan dan solidaritas, serta advokasi kepada pemerintah,” ujar Leya.

Sementara itu, Ikhaputri Widiantini, Dosen Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, menyatakan kepemimpinan dan keterlibatan perempuan akan mengubah pola pikir dan perilaku secara transformatif.

“Kita perlu lebih peka mendengarkan pengalaman perempuan dalam upaya mencapai situasi masyarakat yang setara dan tanpa kekerasan berbasis gender,” jelas Ikhaputri.

Romlawati, Co-Director PEKKA, mengatakan bahwa perempuan menjadi penggerak ekonomi di akar rumput dan menjadi penopang ekonomi keluarga di tengah pandemi.

“Namun, terdapat beberapa tantangan, salah satunya adalah terbatasnya akses pendidikan, internet, dan pelatihan terhadap perempuan-perempuan di akar rumput. Maka dari itu, untuk menyukseskan pemberdayaan perempuan, dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, serta masyarakat luas,” jelas Romlawati.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau