Dengan menambahkan skala ataupun jumlah peserta, perekrut dapat memperkirakan kualifikasi yang dimiliki oleh pelamar.
Selanjutnya, pencantuman sertifikasi terhadap kualifikasi tertentu ada baiknya dituliskan dalam bentuk tertulis dan bukan berupa lampiran gambar.
Sebab, jumlah waktu yang dimiliki oleh perekrut cenderung singkat, sehingga dibutuhkan sebuah CV yang jelas, padat, dan singkat.
Baca juga: Lulusan S1, Kemendikbud Buka Beasiswa Persiapan Kuliah S2 Luar Negeri
Jika ingin menonjol dari pelamar lain, pastikan memiliki skill atau strong point yang bisa dipamerkan untuk menarik hati perekrut.
“Contohnya kalian melamar sebagai financial mentor, tuliskan sertifikat Chartered Financial Analyst (CFA) yang kalian miliki meskipun di persyaratannya tidak mengharuskan sertifikasi yang finance-related.
Karena penilaiannya tentu akan berbeda antara yang memiliki sertifikasi dalam bidang terkait, dan tidak memiliki,” ucap Dessyca memberikan contoh.
Dessyca mengingatkan untuk mendesain CV yang applicant tracking system (ATS) – friendly agar dapat bersaing dengan ratusan CV dari pelamar lain.
Dengan menerapkan ketiga hal tadi, diharapkan CV dan resume dapat menembus tahap selanjutnya dan mahasiswa mampu mendapatkan karir yang diinginkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.