Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tekan Masalah Stunting di Indonesia, Bank Dunia Didukung Berbagai Lembaga Luncurkan Buku

Kompas.com - 06/06/2022, 20:29 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.comBank Dunia bersama dengan berbagai lembaga lain terus berupaya mendukung program pemerintah Indonesia dalam menanggulangi permasalahan stunting.

Salah satu caranya diwujudkan melalui peluncuran buku “Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia” yang digelar secara virtual, Selasa (31/5/2022).

Buku itu merupakan bentuk dukungan Bank Dunia atas masalah stunting di Indonesia. Sebelumnya, Bank Dunia telah merilis buku berjudul “Aiming High: Ambisi Indonesia Mengurangi Stunting” yang mengurai ambisi Indonesia untuk mengurangi stunting dengan penerapan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (StraNas Stunting).

Adapun materi penanganan stunting dengan metode kearifan lokal sejalan dengan visi atau arahan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.

Menurut Wapres inovasi daerah atau kearifan lokal bisa menyesuaikan karakteristik wilayah setempat.

“Mengacu pada Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting), pemerintah terus berupaya untuk memperkuat investasi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan manusia,” kata Ma’ruf yang turut hadir dalam acara peluncuran buku.

Baca juga: Tanoto Foundation dan UNICEF Ingatkan Orangtua Pentingnya Vaksin bagi Anak

Melalui buku itu, dia berharap kader, bidan, ahli gizi, petugas kesehatan masyarakat, dan pemerintah bisa semakin termotivasi dalam melaksanakan upaya pengurangan stunting di Indonesia.

Upaya menangani stunting terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dalam menangani stunting, Kemenkes mendukung upaya pencapaian target melalui intervensi khusus sebelum dan setelah masa kelahiran bayi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam acara peluncuran buku ini menerangkan, perlunya intervensi pendidikan kesehatan dan gizi, skrining untuk anemia, serta pemberian suplemen dan makanan sehat bagi ibu hamil.

“Kemudian ada juga monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian suplemen pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis, dan anak balita dengan kondisi malnutrisi akut sedang,” tuturnya.

Adapun intervensi gizi sensitif, sebut Menkes, mencakup pemeriksaan kesehatan untuk pasangan usia subur, air bersih dan sanitasi rumah tangga, pendampingan, dan pemberian bantuan iuran jaminan kesehatan nasional bagi keluarga dengan balita stunting.

Baca juga: Tanoto Student Research Award 2022 Resmi Dibuka dengan Konsep Baru

Semua itu, lanjut dia, semakin didukung dengan pencapaian yang dilakukan oleh setiap provinsi di Indonesia untuk menghentikan angka pertumbuhan stunting.

Sementara itu, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan, stunting menjadi permasalahan prioritas bagi Bank Dunia. Sebab, kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami tantangan dalam pertumbuhan fisik dan kognitif.

“Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memahami betul bagaimana upaya untuk mencegah stunting di Indonesia dengan meluncurkan strategi nasional pada 2017. Kemudian hal ini di tegaskan kembali dengan diberlakukannya Peraturan Presiden pada tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang terus dilaksanakan hingga tahun 2024 nanti,” ujar Satu.

Adapun menurut Satu, upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia rupanya cukup membuahkan hasil pada 2021.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com