Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tekan Masalah Stunting di Indonesia, Bank Dunia Didukung Berbagai Lembaga Luncurkan Buku

Kompas.com - 06/06/2022, 20:29 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

“Angka stunting mengalami penurunan menjadi 24,4 persen pada tahun 2021 dan diharapkan semakin menurun hingga tahun 2024,” jelas Satu.

Baca juga: BKKBN-Tanoto Foundation Latih Tim Pendamping Guna Turunkan Stunting di NTT

Berangkat dari hal itu, Bank Dunia pun berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengatasi stunting. Beberapa caranya dilakukan melalui peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta pemberian fasilitas dan pertukaran pengetahuan antarnegara.

Upaya lain diwujudkan melalui program Investing in Nutrition and Early Years (INEY) atau Investasi pada Gizi dan Usia Awal Kehidupan.

“Program ini mengedepankan kepemimpinan dari 11 kementerian dan lembaga pemerintah melalui pendanaan dan intervensi lintas-sektor, serta memberikan inspirasi bagi Indonesia untuk terus berjuang melawan stunting,” kata Satu.

Baca juga: Bangun Pendidikan Berkualitas, Tanoto Foundation dan Pemkab Tebo Lanjutkan Kerja Sama

Kearifan lokal untuk mencegah stunting

Adapun beberapa daerah dengan capaian pengentasan stunting terbaik, yakni Samarinda dengan gagasan Pesut Mahakam, Yogyakarta dengan gagasan Sanitasi dan Bersihkan Tepi Sungai Kota, serta Nganjuk dengan gagasan Memberdayakan Masyarakat Desa untuk Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Mangkupalas, Kota Samarinda Rika Ratna Puspita mengatakan, gagasan Pesut Mahakam merupakan gabungan dari program kesehatan ibu dan program gizi untuk mengatasi stunting.

“Sebelum program ini berjalan, kami menghadapi tantangan dalam menjangkau masyarakat dan membuat masyarakat datang kepada kami, penyedia layanan kesehatan,” jelas Rika.

Tujuan dari program itu adalah untuk melacak anak-anak secara intensif selama 1.000 hari pertama yang paling penting dalam hidup, periode dengan risiko terbesar mengalami stunting.

Program tersebut kemudian dilanjutkan dengan pemantauan anak-anak melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu) hingga anak berusia lima tahun.

Baca juga: Tanoto Foundation Libatkan Masyarakat untuk Cari Solusi Masalah Stunting di Indonesia

“Pengetahuan dan kesadaran tentang stunting di kalangan kader dan masyarakat masih terbatas. Kader belum mengetahui pentingnya seribu hari pertama kehidupan dan program peningkatan gizi masyarakat untuk ibu dan anak yang berisiko rawan gizi belum berjalan intensif,” ucap Rika.

Salah satu program di dalam Pesut Mahakam ini adalah Pondok Gizi Terintegrasi Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (POZISI). Program ini bertujuan untuk mengurangi tingginya kematian ibu dan masalah gizi, termasuk prevalensi stunting.

Pada 2016, terdapat 13 anak yang mengalami kekurangan gizi akut. Setelah ditindaklanjuti selama hampir satu tahun, 12 anak tersebut berhasil keluar dari zona kekurangan gizi dan memiliki berat badan normal.

Lebih lanjut, Rika berharap ke depannya program itu bisa terus berlanjut dan mendapatkan dukungan dari pemerintah kota dan provinsi.

“Pemerintah daerah dan tim kesehatan yang membantu kelompok ibu dan anak dapat mengubah ambisi itu dari visi menjadi kenyataan. Seperti halnya ikan pesut yang menjadi sumber inspirasi dari nama program ini,” kata Rika.

Perlu diketahui, buku “Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia” terwujud berkat kerja sama antara Bank Dunia bersama Pemerintah Australia, Tanoto Foundation, Global Financing Facility, dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Kolaborasi untuk menghasilkan buku tersebut dilakukan sebagai upaya mendukung pemerintah Indonesia dalam menekan prevalensi stunting.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com