KOMPAS.com - Mata merah bisa terjadi pada bayi hingga usia dewasa. Konjungtivitis adalah mata merah akibat peradangan pada selaput transparan yang melapisi permukaan bola mata.
Selain mata merah, konjungtivitis sering disertai belekan atau kotoran mata yang berlebihan, bengkak, gatal dan berair tanpa disertai penurunan visus atau tajam penglihatan.
Namun apakah sakit mata merah ini bisa menular? Ini penjelasan dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya Rini Kusumawardhany menerangkan, berdasarkan waktunya, konjungtivitis dibagi menjadi akut dan kronik.
Baca juga: Unsoed Buka Jalur Mandiri 2022, Cek Syarat, Jadwal dan Biayanya
Pada kondisi akut, gejala terjadi hingga empat minggu, sedangkan pada konjungtivitis kronik, gejala lebih dari empat minggu.
Konjungtivitis juga dibedakan berdasarkan penyebabbya yaitu infeksi dan non-infeksi.
"Penyebab terbanyak konjungtivitis infeksi adalah virus dan bakteri. Sedangkan pada kelompok non-infeksi disebabkan oleh alergi, dan keradangan sekunder lainnya," jelas Rini yang juga yang merupakan spesialis mata ini seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Kamis (9/6/2022).
Menurutnya, konjungtivitis sering kali disebabkan oleh infeksi virus (konjungtivitis virus). Pada populasi dewasa, 80 persen kasus konjungtivitis akut disebabkan oleh virus.
Konjungtivitis alergi yang disebabkan oleh reaksi alergi. Misalnya akibat debu, tungau, lem pada prosedur eyelash extension, dan bulu hewan peliharaan.
Baca juga: Intip 5 Kampus Swasta Termahal di Indonesia dan Pilihan Prodinya
Ia membagikan tips yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan konjungtivitis, antara lain:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.