KOMPAS.com - Cuaca yang sangat panas mulai dirasakan beberapa daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Peningkatan suhu terjadi karena Indonesia sedang menuju fase musim kemarau. Cuaca tinggi dapat menyebabkan gerah dan berpotensi membawa risiko bagi kesehatan. Salah satunya adanya risiko heat stroke.
Lantas apa itu heat stroke? Mungkin belum semua masyarakat mengetahui penjelasan dari ahli tentang apa itu heat stroke.
Heat stroke merupakan gangguan kesehatan karena udara panas. Biasanya terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk menyesuaikan dengan udara panas.
Baca juga: Adaro Energy Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1/S2, Ayo Daftar
Heat stroke biasanya terjadi saat seseorang menerima paparan suhu panas dari lingkungan sekitar di luar batas toleransi tubuhnya,
Misalnya saat cuaca sedang sangat terik. Selain itu, olahraga atau aktivitas fisik berlebih juga bisa menjadi penyebab munculnya kondisi tersebut.
"Heat stroke adalah suatu serangan atau gangguan dari fungsi saraf sentral yaitu otak yang disebabkan akibat peningkatan suhu di lingkungannya," terang Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro (RSND Undip) dr. Santoso seperti dikutip dari laman Undip, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: PPDB Surakarta 2022 SMP Dimulai 22 Juni, Cek Jadwal dan Syaratnya
Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena cuaca yang terlalu panas atau juga aktivitas yang berlebih di lingkungannya yang juga panas. Sehingga akan menganggu fungsi dari susunan saraf pusat tubuh manusia.
Dia mengungkapkan, gejala heat stroke bervariasi, mulai dari yang ringan, seperti:
Sedangkan untuk gejala sedang, hingga berat berupa penurunan kesadaran dan tidak menutup kemungkinan menyebabkan kematian.
"Gejala yang ringan dapat berupa peningkatan suhu tubuh. Suhu normal tubuh adalah 37, 5 derajat celcius jika terjadi heat stroke dapat mencapai 40 derajat celcius," tegas Santoso.
Baca juga: Login pengumuman-sbmptn.ltmpt.ac.id, Ini Cara Cek Hasil UTBK SBMPTN 2022
Selain itu seseorang yang menderita heat stroke juga bisa disertai dengan gejala pusing, nyeri kepala.
Santoso menjelaskan, terdapat dua jenis heat stroke. Pertama yakni heat stroke klasik. Heat stroke klasik biasa terjadi pada orang-orang yang memiliki kekekebalan tubuh yang kurang, usia lanjut, atau bayi-bayi.
Kedua yakni exertional heat stroke yang disebabkan aktifitas yang berlebih saat atau di lingkungan yang suhunya tinggi.
Sehingga mengganggu fungsi otak untuk penyesuaian suhu tubuhnya.
"Saat kita beraktivitas dan kita lupa minum dapat memengaruhi munculnya heat stroke. Upaya agar kita bisa aman dari cuaca panas selain menggunakan topi saat di luar, harus cukup minum, dan memakai pakaian yang tidak tebal," urai dia.
Baca juga: Cara Bedakan Ayam Tiren dengan Ayam Potong Segar Menurut Dosen IPB
Santoso berpesan agar masyarakat dalam memilih aktivitas juga harus bijak. Jika sudah terasa pusing, istirahat sebentar dan mengonsumsi air minum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.