Akhirnya muncul ide tentang komposter. Metode mengolah sampah menjadi pupuk cair. Metode ini mereka temukan melalui internet dengan dibimbing guru mereka.
"Mereka menemukan itu (komposter) di internet. Karena sudah kodrat zaman dan kita tidak bisa lepas dari internet. Sumber belajar tidak hanya dari saya, tetapi juga internet," tutur Nasmur.
Selama dua bulan dengan didampingi gurunya, dua siswa ini mempelajari bagaimana membuat komposter sendiri hingga pupuk cair hasil pengolahan limbah tersebut sudah diujicobakan.
Uji coba dilakukan mulai dari lingkungan sekolah hingga tanaman milik orang tua Keyla dan sudah berhasil. Pupuk olahan kedua siswa tersebut mampu menyuburkan tanahnya.
Bagi Keyla dan Andini, proyek komposter ini begitu menyenangkan, karena melibatkan interaksi dan praktik langsung bersama guru.
Dengan kegiatan tersebut, mereka juga bisa mempelajari tiga pelajaran yang bisa diimplementasikan dalam proyek ini, yaitu IPA, matematika, dan kearifan lokal.
Baca juga: 8 PTN yang Masih Buka Pendaftaran Jalur Mandiri 2022, Catat Jadwalnya
Dorongan yang diberikan Nasmur sebagai guru mampu memberikan semangat bagi anak didiknya agar potensi mereka bisa bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.