Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan LoA Unconditional dan LoA Conditional

Kompas.com - 31/07/2022, 20:45 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

 

KOMPAS.com - Salah satu syarat mendaftar beasiswa ke luar negeri adalah melampirkan Letter of Acceptance atau LoA.

Istilah yang sering juga disebut Letter of Guarantee merupakan surat atau dokumen pernyataan dari universitas yang membuktikan bahwa pelamar telah resmi lolos seleksi dan diterima menjadi calon mahasiswa di universitas tersebut.

Hampir semua penyelenggara beasiswa mensyaratkan LoA bagi para pendaftarnya. Sebetulnya tidak hanya untuk meraih beasiswa di universitas luar negeri, di dalam negeri juga, beberapa penyelenggara beasiswa mensyaratkan LoA.

Baca juga: Jadwal Pendaftaran Beasiswa S2 Chevening ke Inggris 2023/2024

Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbduristek, Abdul Kahar dalam bukunya “Beasiswa Pemutus Mata Rantai Kepemimpinan”, terbitan tahun 2021 lalu, memberi panduan tentang bagaimana memperoleh LoA.

Ada dua jenis LoA. Pertama adalah LoA Unconditional atau LoA tak bersyarat, kedua adalah LoA Conditional atau LoA bersyarat.
Seperti apa masing-masing rinciannya?

LoA Unconditional atau LoA tak bersyarat

LoA ini menandakan pendaftar sudah 100 persen diterima di Universitas. Pendaftar tinggal menunggu waktu untuk registrasi ulang dan memulainya perkuliahan.

Tak hanya kepastian diterima, dalam LoA jenis ini, juga disertakan terkait pendaftaran ulang, program studi yang menerimanya, biaya dan cara membayar uang kuliah, durasi belajar.

Bahkan pada beberapa LoA juga diberi informasi mengenai profil kampus, biaya hidup di kota tersebut, alamat kost-kostan dan apartemen yang bisa disewa.

LoA Conditional atau LoA bersyarat

LoA jenis kedua adalah LoA Conditional atau LoA bersyarat. LoA jenis ini menunjukkan pendaftar sudah diterima namun perlu segera melengkapi persyaratan yang belum dilengkapi, misalnya skor TOEFL atau IELT yang perlu ditingkatkan, proposal atau tema penelitian, dan sebagainya.

Baca juga: Beasiswa S2 DAAD Jerman Dibuka, Tunjangan Rp 14 Juta Per Bulan

Dikatakan Abdul Kahar, untuk memperoleh informasi terkait LoA, diawali tentunya dengan menentukan negara, kota, dan universitas yang dituju serta mengunjungi website universitas tersebut. Bisa juga dengan rajin menghadiri seminar atau pameran pendidikan.

Umumnya, untuk memperoleh LoA,dokumen yang dibutuhkan adalah yang terkait akademik, biodata pelamar, sertifikat kemampuan Bahasa Inggris, keahlian khusus, dan sebagainya, sebut Abdul Kahar dari bukunya, dilansir dari laman Puslapdik Kemdikbud.

Dokumen yang dibutuhkan untuk dapat LoA

Bagi pencari beasiswa, ada syarat mendapatkan LoA. Misalnya, beberapa dokumen untuk persyaratan LoA.

Baca juga: 11 Tips Sukses Seleksi Wawancara Beasiswa Kuliah

Abdul Kahar menyebut CV, transkrip dan dokumen lain seperti berikut ini:

1. Curriculum Vitae atau biodata pelamar

2. Dokumen terkait akademik, seperti ijazah, transkrip nilai dan sertifikat

3. Sertifikat kecakapan Bahasa Inggris, seperti TOEFL dan IELTS atau sertifikat Bahasa asing lainnya

4. Rekomendasi dari dosen atau ijin belajar dari pimpinan tempat pendaftar bekerja

5. Sejumlah kampus di luar negeri mensyaratkan adanya proposal penelitian dan karya tulis ilmiah yang sudah dipubikasikan

6. Sertifikat Graduate Record Examination (GRE) yang menunjukkan kemampuan standar untuk kuliah di jenjang S2 atau S3 atau sertifikat lain yang terkait jurusan itu.

7. Sertifikat Graduate Management Admission Tes (GMAT).Yakni hasil tes yang menguji kemampuan akademis berbahasa Inggris yang menguji beberapa kemampuan seperti kemampuan analisis, matematika, dan bahasa yang sudah terkomputerisasi.

Perlu diperhatikan, GMAT Test juga bertujuan untuk menguji kemampuan kamu dalam berpikir kritis dan bagaimana memecahkan masalah.

Masing-masing perguruan tinggi berbeda kebijakannya mengenai LoA sehingga calon pendaftar wajib tahu rincian di masing-masing kampus.

Ada beberapa universitas yang mewajibkan pendaftarnya untuk mengikuti seleksi masuk atau perguruan tinggi lain hanya meminta pendaftar melengkapi persyaratan yang dibutuhkan dan diunduh ke website resmi universitas.

Baca juga: Tidak Lulus Tes Substansi, Peserta Bisa Daftar Beasiswa LPDP Tahap 2

Ada juga perguruan tinggi yang hanya melakukan interaksi melalui email dan wawancara dengan dosen calon pembimbing penelitian.

“Ikuti saja petunjuk resmi yang ada di laman perguruan tinggi atau laman pendaftaran perguruan tinggi tersebut, biasanya terlebih dahulu membuat akun di website tersebut," sebut Abdul Kahar.

Saran Abdul Kahar, rutin memantau dan mengecek akun pendaftaran atau website perguruan tinggi, jangan sampai ada informasi yang terlewatkan, misalnya jika ada dokumen yang belum dilengkapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com