Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB Kembangkan Terapi Inovatif Atasi Sakit Tumor dan Jantung

Kompas.com - 12/08/2022, 12:33 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Prof. Gunanti berhasil mengembangkan terapi inovatif untuk atasi tumor, penyembuhan tulang hingga jantung.

Sebelum diaplikasikan kepada manusia, Prof. Gunanti sudah menguji terapi ini pada hewan model.

Prof. Gunanti mengatakan bahwa lebih dari 2400 tahun yang lalu, telah diakui bahwa dengan mempelajari hewan, manusia dapat belajar banyak tentang diri tubuh mereka.

Penggunaan hewan model kini telah berkembang pesat pada hampir semua bidang penelitian biomedis. Tidak hanya terbatas pada biologi dasar, namun juga pada bidang imunologi, penyakit menular, onkologi, serta perilaku.

"Penelitian kami dengan menggunakan hewan model dimulai sejak tahun 2002. Kami menggunakan hewan model tikus, kelinci, anjing, domba dan babi dengan berbagai intervensi medis," terang Prof. Gunanti seperti dikutip dari laman IPB, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: UGM Luncurkan LSM Focus, Beri Akses Perkuliahan Gratis bagi Publik

Guru besar IPB telah lakukan banyak penelitian

Dia menerangkan, dengan penggunaan hewan model, dilakukan penelitian mulai dari rekayasa reproduksi, induksi tumor, transplantasi ginjal, pembuatan defek tulang.

Terapi untuk sepsis, percobaan autotranfusi, hingga yang terbaru yaitu terapi jantung dengan sel punca.

Untuk terapi kasus tumor, Prof. Gunanti dan tim berhasil mengembangkan herbal dari tanaman nusa indah blustru, temu putih dan daun keladi.

Menurutnya, pengujian dilakukan dengan induksi tumor dan terapi herbal secara sistemik kepada kelinci dan mencit. Tumor berhasil diinduksi dengan baik pada mamari kelinci dan kulit mencit.

"Hasil penggunaan terapi herbal menunjukkan bahwa herbal yang diaplikasikan memberikan efek berupa penurunan ukuran tumor, mitosis dan angiogenesis," imbuhnya.

Baca juga: PT Transcosmos Indonesia Buka Lowongan Kerja bagi D3/S1 Fresh Graduate

Kembangkan terapi herbal pada kasus tumor

Dia menuturkan, hasil riset ini merupakan hasil yang membahagiakan bagi tim sekaligus menjadi harapan baru bagi pengembangan terapi herbal pada kasus tumor.

Untuk terapi penyembuhan tulang, pada tahun 2014 Prof. Gunanti mencoba melakukan riset mengenai keterlambatan persembuhan tulang yang diterapi dengan insulin-like growth factor dan estradiol. Hasil riset menunjukkan bahwa kedua sediaan ini mempercepat persembuhan fraktur tulang.

Menurutnya, hasil ini menjadi harapan baru bagi dunia ortopedik. Sehingga bertambah satu lagi terapi alternatif untuk persembuhan tulang.

"Tahun 2013 hingga 2018, kami melakukan riset mengenai pengembangan bahan implant biomaterial scaffold tiga dimensi bifasik kalsium fosfat untuk defek pada tulang dengan bahan dasar cangkang telur dan alginat dari rumput laut yang berlimp jumlahnya di Indonesia," ungkap Prof. Gunanti.

Baca juga: Intip 8 Jurusan Kuliah Paling Banyak Dicari Perusahaan

Pada riset persembuhan tulang Gunanti dan tim menggunakan hewan model kelinci jenis New Zealand White dan domba.

Hasil dari riset ini menunjukkan bahwa implant scaffold tiga dimensi bifasik kalsium fosfat dengan alginat memiliki kesesuaian dengan tubuh atau biokompatibel serta mampu menginduksi pembentukan tulang atau osteoinduksi.

Untuk terapi penyakit jantung, Prof. Gunanti menggunakan hewan model babi. Menurutnya, di Indonesia, angka fatalitas kasus infark miokardium merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan penyakit jantung lainnya.

Prof. Gunanti mencari metode lain yang dapat digunakan untuk mengembalikan fungsi jantung akibat infark miokardium dan mencegah terjadinya gagal jantung.

Sel punca adalah sel yang memiliki kemampuan memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi beberapa tipe sel dengan fungsi seluler tertentu.

Baca juga: Konflik China dan Taiwan, Begini Posisi Indonesia Menurut Dosen Unpas

Gunakan sel punca untuk terapi sakit jantung

Salah satu tipe sel punca yang dapat digunakan adalah Amniotic Epithelial Cells atau AEC. Dari segi biaya, amnion juga sangat terjangkau karena dapat diperoleh dari persalinan, yang biasanya dianggap sebagai sampah medis.

Pada tahun 2021, koleksi AEC berhasil dilakukan dengan viabilitas mencapai 98 persen tanpa kontaminasi. Hewan model yang digunakan dalam riset ini adalah babi.

Alasan penggunaan babi dalam riset terapi jantung ini adalah kesamaan ukuran dan berat jantung, anatomi jantung, pembuluh darah, aktivitas ventrikel, serta elektrofisiologi jantung yang mirip dengan manusia.

Sampai saat ini inovasi terapi yang akan diaplikasikan pada manusia adalah terapi stem cell untuk mengatasi infark (kelainan otot jantung).

Baca juga: Beasiswa S1 ke Australia, Bisa Bebas Biaya Kuliah

Prof. Gunanti juga telah menjalin kerjasama dengan dokter di Universitas Riau dan Universitas Indonesia.

"Akan diaplikasikan ke manusia dua tahun lagi. Sudah uji pada tikus, kelinci dan babi. Babi itu mirip sekali jantungnya dengan manusia. Saya berharap stem cell yang menjadi kunci keberhasilan terapi jantung ini bisa terlaksana dengan baik," pungkas Guru Besar IPB Prof. Gunanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran Unhas, Cek Rincian UKT dan Uang Pangkalnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran Unhas, Cek Rincian UKT dan Uang Pangkalnya

Edu
Cara Daftar SMMPTN-Barat 2025 di 28 PTN, Klik pendaftaran.smmptnbarat.id

Cara Daftar SMMPTN-Barat 2025 di 28 PTN, Klik pendaftaran.smmptnbarat.id

Edu
Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Edu
Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Edu
10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

Edu
Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Edu
Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Edu
Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau