KOMPAS.com - Perperloncoan adalah praktik ritual dan aktivitas lain yang melibatkan pelecehan, penyiksaan atau penghinaan saat proses penyambutan seseorang ke dalam suatu kelompok.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktivitas memelonco adalah menjadikan seseorang tabah dan terlatih serta mengenal dan menghayati situasi di lingkungan baru dengan penggemblengan.
Baca juga: Mahasiswa Lakukan Perpeloncoan, Rektor Undip: Saya Langsung Drop Out
Berdasarkan rangkuman Kompas.com, Selasa (16/8/2022), perpeloncoan banyak dijumpai di berbagai jenis kelompok sosial, tim olahraga, satuan militer, sekolah, kelompok persaudaraan hingga perguruan tinggi.
Di Amerika Serikat dan Kanada, perpeloncoan sering dikaitkan dengan organisasi Yunani. Perpeloncoan biasanya mencakup penyiksaan fisik dan psikologis.
Pada tingkat ekstrem, perpeloncoan mengakibatkan penelanjangan tubuh, pelecehan seksual, dan sadisme.
Akibatnya, banyak korban yang berjatuhan. Sehingga banyak pihak yang melarang keras perpeloncoan terjadi.
Contohnya, saat Anies Baswedan dan Muhadjir Effendy menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mereka melarang keras adanya perpeloncoan di lingkungan sekolah hingga perguruan tinggi.
Begitu pula saat Nadiem Makarim menjadi Mendikbud Ristek, dia juga melarang terjadinya perpeloncoan maupun kekerasan seksual di tempat pendidikan.
Pada Januari 2022, kasus perpeloncoan terjadi di SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat (Jabar).
Aksi perpeloncoan di sekolah itu dinamakan "lingkaran setan".
Karena, ada 18 anak yang mengalami luka parah dalam latihan pramuka SMAN 1 Ciamis.
Banyaknya korban yang berjatuhan, membuat kasus perpeloncoan itu disorot oleh Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.
Baca juga: Isu Kenaikan Tarif Ojek Online, Ini Tanggapan Ekonom Unair
Dia meminta, agar kepala sekolah (Kepsek), pengajar hingga komite sekolah SMAN 1 Ciamis selalu memantau para siswanya.
Pengawasan, kata dia, juga harus dilakukan di sekolah dan ketika siswa menjalankan kegiatan di luar sekolah.
Terakhir ini, kasus perpeloncoan terjadi di Kampus Untirta, Banten.