Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perpeloncoan yang Biasa Terjadi di Sekolah dan Kampus

Kompas.com - 16/08/2022, 15:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Perperloncoan adalah praktik ritual dan aktivitas lain yang melibatkan pelecehan, penyiksaan atau penghinaan saat proses penyambutan seseorang ke dalam suatu kelompok.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktivitas memelonco adalah menjadikan seseorang tabah dan terlatih serta mengenal dan menghayati situasi di lingkungan baru dengan penggemblengan.

Baca juga: Mahasiswa Lakukan Perpeloncoan, Rektor Undip: Saya Langsung Drop Out

Berdasarkan rangkuman Kompas.com, Selasa (16/8/2022), perpeloncoan banyak dijumpai di berbagai jenis kelompok sosial, tim olahraga, satuan militer, sekolah, kelompok persaudaraan hingga perguruan tinggi.

Di Amerika Serikat dan Kanada, perpeloncoan sering dikaitkan dengan organisasi Yunani. Perpeloncoan biasanya mencakup penyiksaan fisik dan psikologis.

Pada tingkat ekstrem, perpeloncoan mengakibatkan penelanjangan tubuh, pelecehan seksual, dan sadisme.

Akibatnya, banyak korban yang berjatuhan. Sehingga banyak pihak yang melarang keras perpeloncoan terjadi.

Contohnya, saat Anies Baswedan dan Muhadjir Effendy menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mereka melarang keras adanya perpeloncoan di lingkungan sekolah hingga perguruan tinggi.

Begitu pula saat Nadiem Makarim menjadi Mendikbud Ristek, dia juga melarang terjadinya perpeloncoan maupun kekerasan seksual di tempat pendidikan.

Kasus perpeloncoan di dunia pendidikan

Pada Januari 2022, kasus perpeloncoan terjadi di SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat (Jabar).

Aksi perpeloncoan di sekolah itu dinamakan "lingkaran setan".

Karena, ada 18 anak yang mengalami luka parah dalam latihan pramuka SMAN 1 Ciamis.

Banyaknya korban yang berjatuhan, membuat kasus perpeloncoan itu disorot oleh Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.

Baca juga: Isu Kenaikan Tarif Ojek Online, Ini Tanggapan Ekonom Unair

Dia meminta, agar kepala sekolah (Kepsek), pengajar hingga komite sekolah SMAN 1 Ciamis selalu memantau para siswanya.

Pengawasan, kata dia, juga harus dilakukan di sekolah dan ketika siswa menjalankan kegiatan di luar sekolah.

Terakhir ini, kasus perpeloncoan terjadi di Kampus Untirta, Banten.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau