Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Solusinya dari Dosen Unair

Kompas.com - 10/11/2022, 09:37 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini terbukti adanya temuan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), menunjukkan 1 dari 20 (5,5 persen) atau 2,45 juta remaja terdiagnosis mengalami masalah gangguan mental.

Selain itu 1 dari 3 (34,9 persen) setara dengan 15,5 juta remaja memiliki satu masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Margaretha mengatakan, permasalahan kesehatan mental remaja harus mendapat perhatian serius.

Apalagi terjadi peningkatan jumlah masalah kesehatan mental pada remaja akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: 22 PTN Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2023, Kamu Pilih Mana?

Faktor penyebab gangguan kesehatan mental pada remaja

Dia menerangkan, usia remaja merupakan masa transisi menuju kehidupan dewasa. Dosen psikologi klinis ini mengungkap terdapat jenis gangguan kesehatan mental yang umumnya mulai muncul pada remaja rentang usia 15 hingga 18 tahun.

Khususnya yang menyangkut persoalan orientasi seksual dan gangguan kepribadian.

"Saat masa transisi memang secara khas ada pergolakan jadi kalau punya masalah tersamarkan dengan proses pergolakan tersebut. Akhirnya yang benar-benar punya persoalan kesehatan mental atau gangguan kesehatan mental tidak tertolong dan berkembang menjadi masalah yang lebih berat," urai Margaretha.

Dia menambahkan, selain faktor usia dan stereotip yang menganggap remaja tidak memiliki masalah dibandingkan orang dewasa.

Mereka juga terbatas dalam mengakses layanan kesehatan mental karena masih bergantung pada orangtua. Di sisi lain, banyak orangtua yang kurang peka bahkan tidak memberikan bantuan.

Baca juga: Anak Usaha Telkom Group Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3/S1

Solusi gangguan kesehatan mental pada remaja

Dia menekankan, peran keluarga sebagai tempat perlindungan anak yang utama harus seiring dengan kesadaran dan kepedulian orang tua terhadap isu kesehatan mental remaja.

Ketika keluarga tidak mampu menjalankan peran tersebut, temuan riset I-NAMHS memaparkan sebesar 20 persen dari keluarga akan mencari bantuan di sekolah, tempat ibadah, serta komunitas.

Maka sekolah harus meningkatkan literasi kesehatan mental kepada pendidik, menyediakan layanan seperti pelajaran pengelolaan stres.

Selain itu tidak perlu ragu merekomendasikan siswa ke pihak profesional apabila di luar kemampuan.

Baca juga: 4 Alasan Kenapa Lulusan Sarjana Banyak yang Menganggur

Saat ini Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerja sama dengan Unair sedang melakukan riset mengenai pemetaan implementasi promosi kesehatan mental di berbagai sekolah, terutama jenjang menengah.

"Kalau kita (orangtua dan pendidik, red) bisa membantu menurunkan jumlah remaja gangguan mental tentu saat dewasa kita juga mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk mencari pengobatan dan menciptakan masyarakat yang lebih produktif," tandas Margaretha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau