KOMPAS.com - Menempuh studi pendidikan tinggi tak harus di dalam negeri saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar negeri.
Apalagi bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri tentu butuh tips dapat beasiswa luar negeri. Dengan beasiswa, keuntungan yang didapat bisa lebih.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Pantri Muthriana Erza Killian, Ph.D., membagikan tips agar bisa berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri.
Ia sendiri bisa mendapatkan beasiswa S2 dan S3 di luar negeri. Karena itu, ia membagikan tips dapat beasiswa luar negeri.
Baca juga: Pemprov DIY Buka Beasiswa bagi Siswa SMA/SMK yang Ijazahnya Ditahan
Adapun tips pertama dari dia ialah menentukan substansi studi. Ia menyarankan untuk menentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial terutama bagi yang melemar beasiswa untuk doktor.
Sementara untuk magister, topik penelitian akan berguna saat penyusunan tesis. "Untuk topik penelitian yang akan diambil ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu originality, feasibility dan Community," ujarnya dikutip dari laman UB.
Untuk originality, ia menyarankan topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya.
Kemudian untuk aspek feasibility, Erza menilai penelitian yang akan dilakukan harus memperhatikan apakah penelitian bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan.
Sedang untuk community, pada aspek ini bisa memperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun.
Baca juga: Calon Mahasiswa, Perhatikan 9 Hal Ini untuk Persiapan Masuk Kuliah
Erza menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu:
Untuk sistem pendidikan, Erza menganggap sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya.
"Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama. Dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri," ucapnya seraya mengatakan rangking kampus yang akan dituju juga penting.
Sistem pendukung, Erza menyarankan pendaftar beasiswa juga memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara yang dituju dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional.
Baca juga: Kuliah Umum UPN Jogja Bahas Peran Humas dalam Hubungan Diplomatik Bilateral
Untuk jaringan alumni juga sangat penting. "Kekuatan alumninya seperti apa, kemudian prospek kerjasama ke depan termasuk jejaring keilmuannya," imbuhnya.
Sementara untuk alasan pragmatis, Erza menyatakan ada tiga hal yang juga harus diperhatikanm yaitu: