Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2022, 08:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pada akhir November 2022, bencana gempa bumi di Cianjur Jawa Barat membawa luka bagi bangsa Indonesia. Banyak korban meninggal dunia maupun luka-luka.

Tak hanya itu saja, banyak rumah warga yang hancur karena gempa Cianjur tersebut. Untuk itu, dibutuhkan mitigasi bencara gempa bumi.

Adapun salah satu upayanya ialah dengan merancang rumah dan gedung tahan gempa. Seperti yang dilakukan dua mahasiswa Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember (Unej) Gian Ewaldo Majdid dan M. Farhan Nanda Saputra.

Mereka berdua mengembangkan model gedung hunian 8 lantai tahan gempa yang dinamai Graha Metroplex.

Baca juga: Dosen Unej: G20 Tak Didesain Jadi Organisasi Keamanan, Tapi Fokus Ekonomi Sosial

Bahkan model yang mereka kembangkan mendapatkan apresiasi, terbukti menjadi juara ketiga kategori model gedung dengan struktur baja dalam Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XIII 2022 di Universitas Tarumanagara 20 November 2022 lalu.

Gian mengatakan, model gedung hunian yang tahan gempa harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

1. bentuknya sederhana dan simetris

2. bobot struktur penyangga gedungnya seringan mungkin dengan desain sambungan antar elemen struktur yang baik.

Gunakan sistem SPRMM

Sehingga saat dilanda gempa, gedung tersebut akan tetap mampu berdiri kokoh karena struktur penyangga dan sambungannya menghasilkan kinerja struktur yang baik dan tidak mengalami degradasi kekakuan atau bahkan keruntuhan.

"Kami mencoba mendesain Graha Meroplex menggunakan struktur baja dengan Sistem Pemikul Rangka Momen Menengah (SPRMM)," ujarnya dikutip dari laman Unej, Rabu (30/11/2022).

Dengan menggunakan SPRMM maka kolom baja yang digunakan dibentuk seperti huruf H yang dipasangkan dengan balok baja berbentuk huruf L.

Baca juga: Tahun Politik, Seminar Unej: Apakah ASN Netral 100 Persen? Ini Penjelasannya

"Keduanya menjadi struktur utama gedung yang didesain sebagai gedung hunian dengan delapan lantai," imbuh Gian

Saat mau ke ajang KBGI, Gian dan Farhan menamakan kelompok mereka Logawa HAIAN, alias Logawa Farhan-Gian.

Dijelaskan Farhan, desain Graha Metroplex yang disusun berhasil menembus babak final yang mempertandingkan delapan tim hasil seleksi dari 161 peserta.

Di babak final, tiap tim harus menyusun model gedung dalam skala 1 banding 50 dari awal hingga menjadi gedung dalam waktu tiga jam.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com