Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Penting tentang Perayaan Natal, Sejarah, Makna hingga Tradisi

Kompas.com - 24/12/2022, 17:00 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Natal merupakan salah satu momen perayaan besar umat Kristiani di seluruh dunia. Pada umumnya mereka pergi ke gereja untuk merayakan Malam Natal dan hari Natal.

Saat menyambut Natal, mereka juga dengan semangat dan bahagia mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail, mulai dari dekorasi rumah yang cantik, acara tukar kado sampai sajian kue kering yang enak.

Namun, apakah kamu tahu tentang sejarah Natal, makna, hingga tradisi yang terjadi pada Natal tersebut?

Berikut 5 hal yang perlu kamu ketahui seputar Natal, berdasarkan rangkuman Kompas.com.

Baca juga: Intip Beragam Tradisi Perayaan Natal di Berbagai Negara

1. Masa Adven

Masa Adven adalah empat minggu sebelum masa Natal. Adven artinya masa penantian, dalam bahasa latin disebut sebagai “Datang” atau hari kedatangan Yesus ke dunia.

Orang Kristen menggunakan empat hari Minggu dan minggu Adven untuk mempersiapkan dan mengingat makna Natal yang sebenarnya. Mereka melakukan refleksi dan pertobatan dalam menantikan kelahiran Yesus yang meraja di hatinya.

Setiap Minggu masa Adven tersebut, umat Katolik menyalakan lilin Adven. Pada Adven minggu pertama dinyalakan satu lilin, minggu berikutnya satu lilin lagi, demikian sampai lilin ke empat.

Lilin Minggu pertama sampai ketiga berwarna Ungu (melambangkan pertobatan dan penyesalan) dan liling keempat berwarna merah jambu (tanda sukacita atau Gaudete).

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

Selain itu ada juga lilin berwarna putih di tengah atau terpisah dinyalakan pada Hari Natal, yang melambangkan Yesus sebagai terang dunia.

2. Sejarah Natal

Dilansir dari laman Whychristmas, kata “Natal” berasal dari Misa Kristus (atau Yesus).

Kebaktian Misa adalah tempat orang Kristen mengingat bahwa Yesus mati dan kemudian hidup kembali. Kebaktian “Misa Kristus” dilakukan setelah matahari terbenam, jadi orang-orang melakukannya pada tengah malam. Inilah menjadi inspirasi perayaan malam Natal.

Natal dirayakan tepat pada 25 Desember setiap tahunnya. Natal pertama kali dirayakan pada tanggal 25 Desember, pada tahun 336, masa Kaisar Romawi Constantine (Kaisar Romawi Kristen pertama).

Ada juga teori lain yang mengatakan tradisi Kristen bahwa hari ketika Maria diberi tahu bahwa dia akan memiliki bayi yang sangat istimewa yakni Yesus (disebut Kabar Sukacita) adalah pada tanggal 25 Maret.

Baca juga: Sosok Alfian, Alumnus Disabilitas Unair yang Jadi ASN di Kemendes PDTT

Jika dihitung usia kelahiran Yesus dalam kandungan sembilan bulan setelah tanggal 25 Maret adalah tanggal 25 Desember.

3. Makna Natal

Perayaan Natal sendiri memiliki makna, jadi bukan sekadar ucapan formalitas, tukar kado, melainkan punya arti yang mendalam khususnya bagi umat Kristiani.

Natal memiliki makna tanda sukacita besar yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada umat manusia atas kelahiran Yesus Kristus sebagai penyelamat umat manusia.

Natal juga kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain, saling mengasihi, dan membawa damai atas kelahiran Yesus.

Baca juga: 5 Beasiswa S2-S3 Tanpa Batas Usia 2023, Kuliah Gratis dan Uang Saku

Selain itu, makna Natal yakni momen untuk semakin bersyukur kepada Sang Pencipta dan sebagai alarm agar tetap sederhana seperti Yesus yang sederhana dan rendah hati untuk menjadi manusia.

4. Pohon Natal

Pohon Natal yang biasa dijumpai pada masa Natal dimulai sekitar akhir 1.400 hingga 1.500. Tidak ditemukan adanya penelitian tentang asal mula tradisi Pohon Natal ini, tetapi beberapa negara sudah memulainya sejak ribuan tahun lalu.

Di Roma, mereka sudah lama mendekorasi rumahnya dengan dahan-dahan hijau untuk menunjukkan adanya kehidupan di musim dingin.

Sementara itu, di Jerman dimulai sebagai “Pohon Surga” (cabang atau bingkai kayu yang dihiasi dengan apel). Ini digunakan dalam Drama Misteri atau Keajaiban Jerman abad pertengahan yang dipertunjukkan di depan Gereja selama Masa Adven dan pada Malam Natal.

Baca juga: Mahasiswa yang Tidak Bisa Mengatur Waktu Rentan Stres

Di Jerman, Pohon Natal pertama dihias dengan benda-benda yang bisa dimakan, seperti roti jahe dan apel berlapis emas.

Sementara itu, Pohon Natal pertama di Inggris didirikan oleh Ratu Charlotte, istri Raja George III dari Jerman.

5. Sinterklas atau Santa Claus

Sinterklas merupakan salah satu tokoh yang dicintai oleh anak-anak di hari Natal. Karakter Sinterklas digambarkan sebagai kakek berjanggut putih yang suka membagikan hadiah pada Hari Raya Natal.

Tradisi pemberian hadiah dari Sinterklas kemungkinan dimulai di Swedia. Ratusan tahun yang lalu ada tradisi di Swedia bahwa orang biasa mengetuk pintu teman atau tetangga dan kemudian meninggalkan hadiah kecil (biasanya terbuat dari jerami atau kayu) di tangga pintu.

Baca juga: Badan Bahasa Klaim Capaian Signifikan lewat 3 Program Utama Tahun 2022

Ada juga kisah St. Nicholas yang memberikan uang secara anonim kepada keluarga miskin.

Dalam perkembangan zaman, tradisi ini digunakan untuk membuat perayaan Natal semakin semarak di berbagai negara dengan caranya masing-masing.

Sebagai contoh, di Indonesia Sinterklas biasanya datang secara tiba-tiba ketika merayakan Natal dengan membawa banyak hadiah di dalam karung.

Kemudian Sinterklas melemparkan hadiah tersebut kepada anak-anak usia SD hingga SMP. Adapun hadiahnya berupa permen, makanan ringan, dan lain-lain. Dengan demikian, anak-anak akan gembira dan selalu menantikan kehadiran Sinterklas setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com