Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Dampak Punya Teman Toxic di Kampus, Mahasiswa Harus Tahu

Kompas.com - 27/12/2022, 12:43 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Keempat, bangun dan rawat rasa percaya diri, misalnya dengan melakukan berbagai kegiatan positif, yang kiranya dapat meningkatkan kualitas hidup di masa kini dan di masa depan.

Dalam menangkal toxic friendship, orangtua memainkan peran strategis, yaitu menjadikan rumah sebagai “zona nyaman” bagi si anak untuk mencurahkan segala aspirasi, unek-unek, dan keluh-kesah, termasuk tentang pertemanan.

Komunikasi lancar dua-arah memungkinkan ayah dan ibu memantau sehat-tidaknya pergaulan anak mereka di luar rumah.

"Misalnya, kalau cerita si anak tentang teman-temannya mengindikasikan gejala ketoksikan, maka orangtua bisa lekas menyarankan dia melakukan pencegahan dini," tambahnya. 

Diperlukan kolaborasi kompak dan komunikasi sehat antara orangtua dan anak. Kedua benteng psikologis ini harus dibangun sejak dini dan dirawat selamanya.

"Kolaborasi dan komunikasi dengan orang tua membantu si anak melindungi diri dari bahaya toxic friendship," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com