KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut serta dalam pengembangan serta uji statis roket buatan anak bangsa yang bernama R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC.
Uji terbang itu dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BUTPAAG-LAPAN), Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca juga: 9 Pekerjaan Freelance buat Mahasiswa, Gaji Bisa di Atas Rp 7 Juta
Pengujian roket pertahanan dan eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas pada beberapa bagian roket yang sudah dikembangkan sebelumnya.
Pengujian ini juga dilaksanakan bersama dengan tim gabungan Puslitbang Alpahan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), PT Dahana, Pusat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA).
Wakil Ketua Pusat Penelitian Internet of Thing dan Teknologi Pertahanan (IoTTP) Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Dr. Widyastuti menyampaikan, pengujian statis R-Han 450 yang dilakukan pada Oktober 2022 itu berfokus pada bagian tabung dan nosel roket.
Pada pengujian ini roket dikunci statis, sedangkan propelan di dalam bagian tabung roket dibakar dan diberlakukan kondisi operasi.
"Dari pengujian tersebut, secara bersamaan perilaku tabung dan nosel diamati," ucap dia dalam keterangannya dikutip dari laman ITS, Rabu (4/1/2023).
Dosen yang akrab disapa Widya itu menyatakan, pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui kesesuaian konstruksi, kemampuan kerja, waktu pembakaran, gaya dorong, nilai tekanan, dan kapasitas lainnya dari roket R-Han 450 terbaru itu.
Pada hari berikutnya, kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran RX200-TC.
Namun, dikarenakan adanya kendala pada detektor yang digunakan, uji terbang dari roket eksperimental tersebut harus ditunda dan dilaksanakan tes peluncuran kembali di Pantai Karang Papak, Garut, pada 21 Desember 2022.
Tak hanya mengikuti jalannya uji coba, Widya mengatakan, terdapat dua tim ITS yang terlibat dalam pengembangan program ini.
Tim pertama ialah Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang diketuai oleh dirinya sendiri.
Tim tersebut berfokus pada pengembangan material tipnosecone R-Han 450 dengan berbahan Thermal Barrier Coating (TBC) yang tidak mengganggu telemetri.
Baca juga: Dua Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Siap-siap Daftar 2023
Pengembangan itu didanai oleh BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Tim kedua dari ITS terdiri dari Prof. Hamzah Fansuri dan Alief Wikarta. Tim tersebut bertanggung jawab pada program Riset Produktif Invitasi LPDP mengenai penelitian Extruded Double Base (EDB) Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) 70.