KOMPAS.com - Pertumbuhan lapangan kerja seperti e-commerce dan startup pada era teknologi seperti sekarang kian pesat. Hal itu juga mendorong terbukanya peluang pada sejumlah posisi pekerjaan, terutama yang berhubungan dengan data.
Tidak bisa dipungkiri, data sudah menjadi kunci penting bagi pertumbuhan setiap sektor bisnis. Peluang karir bidang data juga semakin meningkat dan menawarkan gaji dengan angka yang besar.
Salah satu profesi unggulan di bidang data adalah Data Analyst. Banyak perusahaan yang mulai menyadari betapa pentingnya peranan data analyst dalam membantu mereka membuat keputusan dengan data.
Baca juga: BCA Buka Magang Bakti 2022 Lulusan SMA-SMK dan D1-S1 di 40 Wilayah
Meski pekerjaan bidang data identik dengan mereka yang memiliki background IT, menariknya lulusan non-IT juga berkesempatan berkarir menjadi data analyst. Inilah yang dihadirkan oleh DQLab dan CIMB Niaga melalui sharing session profesi Data Analyst.
Pada event tersebut, peserta akan belajar langsung dan networking bersama mentor DQLab secara gratis dan berkesempatan untuk berkarier menjadi Data Analyst di CIMB Niaga.
Peserta yang mengikuti sharing session profesi Data Analyst akan mendapatkan:
1. E-sertifikat pelatihan.
2. Kesempatan berkarir di bidang data bersama CIMB Niaga.
3. Spesial price program liveclass DQLab.
Baca juga: Beasiswa S2 Jepang, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 21 Juta Per Bulan
1. Siswa/i SMA, SMK, dan Universitas.
2. Fresh graduates dan young professionals.
3. Pemula yang ingin mempelajari profesi Data Analyst dari dasar hingga mahir.
1. Mengolah dan Menganalisis Data
Peran data analyst yang pertama tentu mengolah dan menganalisis data. Proses yang dilakukan setelah mendapatkan data adalah cleaning data. Hal ini dilakukan oleh data analyst agar data yang telah diperoleh, siap untuk dianalisis. Untuk menganalisisnya, data analyst memerlukan beragam metode analisis meskipun tidak serumit metode yang digunakan data scientist.
Data analyst dapat memperoleh data baik dari sumber data primer maupun sekunder atau keduanya kemudian mengatur ulang data tersebut dalam format yang dapat dengan mudah dibaca. Umumnya, profesi ini menggunakan alat statistik untuk menafsirkan kumpulan data.
Baca juga: Mahasiswa Butuh Biaya Skripsi hingga Riset? Ada Bantuan Rp 10 Juta