Ternyata ada perbedaan respons psikologis antara belanja menggunakan uang tunai dengan nontunai.
Kalau nontunai, orang tak merasa sudah menghabiskan banyak uang.
Sementara pakai tunai, kehilangan uang akan lebih terasa dan bikin sesak, apalagi saat berbelanja dengan nominal yang agar besar.
Menurut Khoirul, penggunaan uang tunai akan memberikan signifikansi yang tinggi dalam menekan pengeluaran keuangan.
Baca juga: Biaya Masuk Unpad Jalur SBMPTN atau SNBT 2023, Calon Mahasiswa Cek
Ketika mahasiswa terbiasa berbelanja menggunakan uang tunai, maka tidak ada keinginan besar untuk membeli barang lainnya.
Sedangkan ketika menggunakan uang nontunai, ada dorongan untuk membeli barang dalam jumlah porsi yang besar dan kekurangan uang tidak terlalu terasa.
4. Gaya hidup sederhana
Memang tidak ada yang melarang mahasiswa untuk bergaya, tetapi sebaiknya bergaya itu harus sesuai dengan isi kantong.
Gaya hidup yang tak sesuai isi kantong sering menyebabkan kegagalan finansial seseorang. Karena itu, mindset gaya hidup perlu diubah.
Gaya hidup tak perlu mahal dan branded, yang penting nyaman digunakan dan memiliki fungsi sesuai kebutuhan.
5. Sadar diri
Kendati ada sejumlah mahasiswa yang memiliki pendapatan, tetapi kebanyakan dari mereka masih mengandalkan 'kiriman' orangtua.
Karena itu, mahasiswa harus menyadari anggaran orangtua yang didapatkan dengan jerih payah hanya untuk kebutuhan kuliah anaknya.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Pengemis Online Eksploitasi Kemiskinan
"Uang ini kan hasil kerja banting tulang untuk kuliah anaknya. Kiriman mereka untuk dipakai buat kebutuhan kuliah, bukan buat gaya-gayaan atau untuk membeli hal yang kurang dibutuhkan. Pemberian orangtua harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik," ucap dia.
6. Tidak hedon