Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik 100 Tahun Berdirinya Observatorium Bosscha

Kompas.com - 31/01/2023, 14:46 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat, Indonesia tepat berusia 100 tahun atau satu abad pada Senin 30 Januari 2023. Observatorium Bosscha adalah observatorium astronomi tertua di Indonesia yang terletak di Lembang, Jawa Barat.

Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah teleskop radio dengan Teleskop Refraktor Ganda Zeiss 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.

Bahkan, teleskop ini sudah diakui oleh dunia yang menduduki peringkat nomor tiga selain di Australia dan Afrika Selatan.

Baca juga: 45 Program Studi di ITB Terakreditasi Internasional, Apa Saja?

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil hadir saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha mengungkapkan rasa apresiasi dan syukurnya karena dapat menjadi bagian dari 100 tahun sebuah institusi sains modern khususnya di bidang astronomi.

“Tempat ini (Observatorium Bosscha) istimewa karena posisinya berada di ekuator, yang menguntungkan dalam pengamatan benda langit. Jadi harus tetap dijaga keberadaan dan fungsinya," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dikutip dari laman Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sejarah berdirinya Observatorium Bosscha

Dalam perhelatan tersebut, seorang astronom Belanda yang merupakan Sekretaris Jenderal dari International Astronomical Union periode 2006-2009, Prof. Karel A. van der Hucht juga turut hadir memaparkan sejarah awal berdirinya Observatorium Bosscha.

Melalui presentasinya yang berjudul “The Early History of The Observatorium Bosscha 1921-2939”, Prof. Karel memaparkan bahwa observatorium ini memiliki karakteristik yang unik karena letaknya yang dekat dengan ekuator sehingga dapat mengamati kedua belahan bumi bagian utara dan selatan.

Baca juga: Cerita Azka, Raih Beasiswa Penuh ke Jepang karena Aktif Berorganisasi

Berdasarkan sejarah yang tercatat, terdapat fakta bahwa observatorium pertama di Pulau Jawa dibangun sekitar tahun 1760 oleh Pendeta Johan Mohr dari sebuah gereja Portugis yang terletak di Glodok, Batavia.

Dalam observatoriumnya ini, Mohr berhasil mengamati terjadinya transit Venus pada tahun 1761 dan 1769 ketika Batavia berada sejalur dengan kedua fenomena tersebut.

Namun, sangat disayangkan, tidak ada yang melanjutkan dan mewarisi semua pekerjaan yang dilakukan oleh Mohr sehingga observatorium tersebut menghilang dan perkembangan ilmu astronomi pun terhenti cukup lama hingga didirikannya Observatorium Bosscha di Jawa Barat.

Berdirinya Observatorium Bosscha yang sejak tahun 1950 berada di bawah naungan Institut Teknologi Bandung ini memiliki asosiasi yang sangat erat dengan perkembangan budaya teh di daerah Parahyangan, Jawa Barat yang dimulai di sekitar tahun 1824 oleh beberapa keluarga Belanda yang saling terikat yang di antaranya adalah van der Hucht, Holle, Kerkhoven, dan Bosscha.

Dalam presentasi ini, dipaparkan bahwa beberapa anggota keluarga yang berada dalam perkebunan seperti Karel Bosscha dan Rudolf Kerkhoven juga memiliki ketertarikan dalam bidang ilmiah, terutama astronomi.

Baca juga: Daftar Jurusan dan Biaya Kuliah S2 ITB, Intip Peluang Beasiswanya

Dengan ketertarikan tersebut, mereka memutuskan untuk mendirikan salah satu observatorium astronomi terbaik di belahan bumi selatan.

Untuk mendukung gagasan didirikannya observatorium ini, Bosscha dan Kerkhoven kemudian membuat Netherlands-Indies Astronomical Association, sebuah Asosiasi Astronomi Hindia-Belanda di Bandung.

Kemudian pada 12 September 1920, mereka mulai merekrut patron, orang terpelajar, dan politikus berpengaruh sebagai anggota asosiasi dengan posisi Karel Bosscha sebagai ketua dan Kerkhoven sebagai sekretaris.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau