KOMPAS.com - “Orang tua saya tidak perlu lagi dibebani bayar UKT tiap semesternya, dan kebutuhan kuliah saya juga bisa terpenuhi, syukur alhamdulillah."
Itulah sepenggal kalimat syukur yang diucapkan Ririn Gyantri Ashara Putri, mahasiswa penerima manfaat Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah).
Di tahun 2023, pendaftaran KIP Kuliah 2023 akan segera dibuka, menawarkan pembiayaan kuliah penuh sampai mahasiswa lulus dan juga memberikan uang saku bulanan.
Ririn merasakan manfaat KIP Kuliah seak tahun 2019 yang kala itu masih bernama Bidikmisi. Kini, Ririn berhasil meraih predikat sebagai wisudawan terbaik Universitas Halu Oleo (UHO) karena meraih IPK 3,91, tertinggi diantara 1.330 wisudawan.
Baca juga: Kapan Pendaftaran KIP Kuliah 2023 Dibuka? Cek Syarat dan Cara Daftarnya
Lahir di tahun 2001 di Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Ayah Ririn merupakan pekerja serabutan, kadang sebagai tukang batu,tukang kayu, mengambil kayu di hutan. Sedangkan ibunya hanya cleaning service.
Beruntung, saat duduk di Sekolah Dasar Negeri 7 Baruga, Kendari, Ririn memperoleh beasiswa dari sekolahnya.
Sedangkan saat di SMP 12 tahun 2013-2016 mendapat Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Begitu juga saat duduk di bangku SMK 6 tahun 2016-2019, juga di Kota Kendari, mendapat bantuan berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Dikdasmen.
Karena mempunyai KIP Dikdasmen, Ririn dipermudah saat mencoba memperoleh bantuan biaya pendidikan tinggi, yakni Bidikmisi (KIP Kuliah) tahun 2019 lalu.
Baca juga: Seleksi Masuk UI 2023, Tidak Ada Lagi S1 Reguler dan S1 Paralel
“Teman-teman lain, yang tidak mempunyai KIP, harus daftar di sekolah dengan membawa Surat Keterangan Tidak Mampu, kalau saya, karena sudah punya KIP, bisa daftar secara online di website Bidikmisi," ujar Ririn dilansir dari laman Puslapdik Kemendikbud Ristek.
Setelah menjalani perkuliahan di Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Ririn merasakan manfaat dari bantuan Bidikmisi yang kini disempurnakan menjadi KIP Kuliah itu.
“Orang tua saya tidak perlu lagi dibebani bayar UKT tiap semesternya, dan kebutuhan kuliah saya juga bisa terpenuhi, syukur alhamdulillah," kata Ririn.
Bercita-cita ingin melanjutkan ke jenjang S2, Ririn berpesan pada mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk jangan menyia-nyiakan bantuan pemerintah.
“Selesaikan kuliah secepat mungkin dengan nilai akademik yang bagus. Kalau bisa selesai kuliah secepatnya, setidaknya bisa mengurangi beban negara. Misalnya saya selesai kuliah dalam 7 semester dari durasi Bidikmisi yang 8 semester, kan anggaran satu semester bisa dihemat pemerintah," jelasnya.
Baca juga: Universitas Brawijaya Buka Jalur Fast Track, S1 Plus S2 Hanya 5 Tahun
Diberi peluang untuk menikmati bangku pendidikan sejak SMP sampai kuliah melalui bantuan pemerintah tidak disia-siakan oleh Ririn.