Hal itu menjadi pertimbangan penting bagi Aurel dalam menentukan lembaga pendidikan untuk menunjang karier dan masa depannya.
Untuk diketahui, James Cook University di Singapura, merupakan salah satu universitas swasta terkemuka di Asia.
Universitas tersebut masuk ke dalam daftar Top 300 universitas dunia berdasarkan penilaian Academic Ranking of World Universities (ARWU) 2021 dan Times Higher Education World University Rankings 2022.
James Cook University di Singapura juga telah mendapatkan Edutrust Star, yakni akreditasi tertinggi yang diberikan kepada perguruan tinggi swasta di Singapura. Penghargaan ini telah diberikan kepada James Cook University untuk kedua kalinya pada 2019.
Baca juga: 3 Alasan Gen Z Perlu Belajar Digital Marketing
Aurel mengaku, materi perkuliahan yang didapat di James Cook University memperluas khazanah pengetahuannya tentang pemasaran digital.
“Sistem belajar pada Program Marketing for the Digital Age di James Cook University banyak memberikan porsi pada studi kasus (case study). Saya pun belajar berbagai metode periklanan. Ternyata, (metode periklanan) sangat beragam karena setiap platform digital punya strategi pemasaran yang berbeda-beda. Karakter penggunanya pun berbeda sehingga harus dipelajari secara mendalam,” tambahnya.
Tak hanya menawarkan kurikulum dan sistem pendidikan berkualitas, bagi Aurel, James Cook University juga berhasil menghadirkan suasana kampus dengan nilai sosial tinggi dan kekerabatan kuat antar mahasiswa.
Hal itu ia temukan ketika aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi kampus. Menurut Aurel, organisasi ini berguna meningkatkan soft skill dalam mengelola sumber daya manusia (manage people).
Aurel mengatakan, pada awal perkuliahan, ia bergabung dalam dua klub kemahasiswaan, yaitu Music Club and Dance Club. Setelah lewat dua semester, kini ia menjabat sebagai Vice President of Clubs and Societies.
Baca juga: Mahasiswa Wajib Tahu Pentingnya Digital Marketing di Masa Kini
“Dalam organisasi tersebut, saya bertugas mengatur semua kegiatan klub yang ada di kampus yang terdiri dari 26 klub untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan menarik bagi mahasiswa. Kegiatan ini membantu mahasiswa membangun ikatan pertemanan guna memiliki kehidupan sosial di kampus sebagai salah satu support system,” terang Aurel.
Selain itu, lanjut Aurel, ikatan sosial kuat di James Cook University di Singapura kian terasa berkat kehadiran staf akademik yang ramah dan murah hati untuk membantu setiap mahasiswa.
Dengan begitu, mahasiswa dapat berkonsultasi kapan saja kepada mereka bila menghadapi berbagai kendala, baik akademik maupun nonakademik.
Menurut Aurel, fasilitas penunjang akademik James Cook University juga sangat baik. Khususnya, perpustakaan berkonsep hibrida yang memudahkan mahasiswa mengakses berbagai literatur.
“Buku, paper, jurnal internasional, dan berbagai hasil riset yang dibutuhkan untuk menunjang perkuliahan tersedia di perpustakaan James Cook University di Singapura. Bahkan, saya dapat mengakses dan mengunduh literatur lain di perpustakaan James Cook University Australia lewat hybrid library,” paparnya.
Baca juga: Ingin Kuliah di Luar Negeri? Mulai Lakukan 5 Persiapan Ini
Hingga saat ini, imbuh Aurel, James Cook University di Singapura menerapkan sistem perkuliahan hibrida. Mahasiswa diwajibkan datang ke kampus setiap hari minimal tiga jam.