KOMPAS.com - Selepas pendidikan menengah, siswa bisa lanjut ke pendidikan tinggi. Tetapi, di pendidikan tinggi jenisnya juga sangat beragam.
Ada pendidikan vokasi, ada pula pendidikan sarjana. Jadi selain menentukan jurusan kuliah, calon mahasiswa juga harus pilih jenis pendidikannya.
Melansir laman Universitas Stekom, pendidikan tingkat atas yaitu pendidikan di perguruan tinggi.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi di Indonesia diklasifikasikan menjadi 3 yakni:
Baca juga: Ini 21 Prodi Sekolah Vokasi UGM, Cocok yang Ingin Kuliah D4
Ini adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu.
Jenjang di pendidikan ini mencakup sarjana (S1), magister (S2) dan doktoral (S3).
Ini adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan Diploma:
Ini adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahian khusus. Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan gelar profesi.
Baca juga: Vokasi ITS Tangani Sampah Plastik dengan Cara Ini
Untuk gelar yang didapat antara pendidikan vokasi dengan sarjana tentu akan berbeda. Alumni pendidikan vokasi D1 akan bergelar Ahli Pratama (A.P.), D2 akan bergelar Ahli Muda Pendidikan (A.Ma.), D3 bergelar Ahli Madya (A.Md.), dan D4 bergelar Sarjana Terapan (S.Ter.).
Sedangkan untuk sarjana, masing-masing jenjang memiliki gelar yang berbeda, S1 dengan Sarjana, S2 dengan Magister, dan S3 dengan gelar Doktor di depan nama.
Adapun perbedaan vokasi dan sarjana lainnya yakni pada tujuan pendidikan itu sendiri. Pada vokasi, akan diajarkan dan dipersiapkan untuk langsung bekerja dengan banyaknya praktik di bidang studi yang dipilih. Hal ini akan meningkatkan kemampuan dan keahlian siap kerja.
Di jenjang sarjana lebih mengedepankan penerapan disiplin ilmu. Sedangkan untuk praktiknya, bisa mempelajarinya saat magang.
Baca juga: Perbedaan Vokasi dan Sarjana, Jangan Salah Pilih
Kurikulum sarjana bisa memperkirakan pendidikan mana yang cocok untuk kita. Perbedaan vokasi dan sarjana sangat bisa dilihat dari komposisi kurikulumnya.
Biasanya pada kurikulum akademik di vokasi memiliki komposisi 60 persen praktik dan 40 persen teori saat memilih pendidikan vokasi, sedangkan sarjana 60 persen teori dan 40 persen praktik.
Untuk lama pendidikan vokasi terbilang lebih singkat dibandingkan dengan sarjana. Jenjang vokasi, jangka waktu pendidikan antara 1-4 tahun tergantung jenjang yang dipilih.
Pendidikan vokasi bisa menyelesaikan studi dalam 1 tahun untuk D1, 2 tahun untuk D2, 3 tahun untuk D3, dan 4 tahun untuk D4.
Sedangkan untuk sarjana, paling cepat menghabiskan 3,5 tahun untuk S1, 1-2 tahun untuk S2 dan untuk S3 bisa bervariasi mulai dari 3-7 tahun.
Beberapa program sarjana juga memiliki program profesi, seperti kedokteran gigi, farmasi, dan sebagainya.
Untuk vokasi, setelah menyelesaikan studi D4, kamu bisa melanjutkan studi pendidikan ke magister karena D4 sudah bergelar Sarjana Terapan, sehingga memungkinkan untuk langsung meneruskan ke S2.
Baca juga: 6 Tips Bekerja di Kapal Pesiar, Cocok bagi Lulusan Vokasi
Sementara untuk program sarjana kita bisa langsung meneruskan pendidikan ke jenjang magister.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.