KOMPAS.com - Media sosial dihebohkan dengan bayi bernama Muhamamad Kenzie Alfaro, berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi susu kental manis.
Bayi diberi minum susu kental manis atau SKM masih sering dilakukan, meski tidak diperbolehkan oleh dokter sekalipun.
Sebenarnya, apakah berbahaya memberi susu kental manis kepada bayi?
Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Tri Kurniawati mengatakan orangtua wajib mengetahui gizi untuk tumbuh kembang anak.
Baca juga: Pakar UM: 7 Hal yang Harus Dibicarakan dengan Pasangan Sebelum Menikah
Tujuan pemberian gizi yang baik adalah untuk mencapai tumbuh kembang anak.
Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini akan berlanjut hingga dewasa.
Dia menyebut, usia 0-24 bulan merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Karena pada masa inilah periode tumbuh kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi maupun fisiknya. Periode ini dapat terwujud apabila anak mendapatkan asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya secara optimal.
"Susu kental manis memang banyak digemari, selain rasanya yang enak harganya juga terjangkau, tapi akan memberikan dampak negatif pada anak bila dikonsumsi dengan jumlah terlalu banyak," ujar Tri yang merupakan dosen Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini dilansir dari laman UM Surabaya.
Menurutnya, dampak yang pertama adalah anak menjadi cepat kenyang. SKM 50 persen kandungannya adalah gula bukan susu yang terbuat dari bahan cair.
Baca juga: Mengapa Orang Takut Menjadi Tua? Dosen UM Surabaya Sebut Teori Lookism
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.