KOMPAS.com - Pernikahan itu untuk selamanya. Tentunya, tidak mudah menyatukan dua insan. Agar setiap prosesi bisa diresapi dengan ketenangan jiwa, setiap pasangan bisa melakukan Pre-Marriage Talks (PMT).
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, M Febriyanto Firman Wijaya menyebut, sebelum seseorang membina rumah tangga perlu adanya komunikasi antar pasangan atau biasa dikenal dengan istilah Pre-Marriage Talks (PMT).
PMT merupakan deep conversation di antara pasangan sebelum menikah tentang banyak hal yang akan memengaruhi hidup seseorang dengan pasangannya di masa depan, seperti prinsip, impian, pandangan hidup, visi, anak, keuangan, dan sebagainya.
Baca juga: Polemik Childfree, Dosen UM Surabaya: Justru Punya Anak Kunci Awet Muda
Menurut Riyan, hal pertama yang harus dibicarakan adalah prinsip dan kepercayaan. Tidak hanya sekadar menjaga kesetiaan kepada pasangan, tapi hal-hal kecil pun perlu rasa percaya dari pasangan.
Maka perlu dibicarakan seperti apa prinsip pernikahan yang diharapkan dan saling percaya kepada pasangan melalui keterbukaan komunikasi.
Kedua, visi dan impian. Mencari pasangan hidup perlu memikirkan perihal visi dan impian pernikahan ke depan. Menurutnya, setiap calon pasangan perlu memiliki visi tahunan yang menjadi roadmap pernikahan yang akan mereka rencanakan.
“Serta perlu juga target atau impian yang mereka ingin realisasikan bersama, seperti membeli rumah, kendaraan, dan lainnya,”ujar Riyan dilansir dari laman UM Surabaya.
Ketiga adalah anak. Salah satu hal yang diimpikan setiap pasangan yang sudah menikah adalah memiliki anak, sebelum pernikahan maka salah satu komunikasi dalam PMT yang wajib dicatat adalah akan memiliki berapa anak serta berapa tahun jarak anak antara satu dengan lainnya.
Baca juga: Sosiolog Sebut Fenomena Brain Drain Kian Mengakar di Kalangan Penerima LPDP
“Yang paling penting juga adalah soal parenting, yakni bagaimana model merawat dan mendidik anak yang akan diterapkan,”imbuhnya lagi.
Keempat, keuangan. Pada PMT juga penting membicarakan tentang perencanaan keuangan, mulai bagaimana tanggung jawab nafkah.
Jika sama-sama bekerja maka perlu adanya komitmen dalam pembagian tanggung jawab pembiayaan. Pasangan juga penting membicarakan apabila salah satu tidak bekerja maka bagaimana mengatur keuangannya.
Kelima, hubungan seksual. Memang masih dirasa tabu dalam PMT untuk membahas permasalahan seksualitas.
Baca juga: 4 Cara Dapat KIP Kuliah 2023 bagi Mahasiswa
Namun tidak ada salahnya masalah ini dibicarakan sebelum menikah. Diskusi terkait frekuensi hubungan seks pasangan, atau hal-hal romantis apa yang disukai pasangan sebelum melakukan hubungan seks, tidak lain dan tidak bukan perihal itu hanya untuk menumbuhkan hubungan yang lebih hangat pada keluarga.
Keenam adalah waktu luang. Mengatur waktu bersama dalam suatu hubungan sangatlah penting, karena hal ini berhubungan dengan keharmonisan rumah tangga.
“Coba bicarakan kegiatan apa saja yang disukai oleh pasangan masing-masing dan bagaimana cara menikmatinya secara bersama. Hal ini akan menjadikan hubungan menjadi lebih seru.
Ketujuh perceraian. Pada poin ini perlu menjadi catatan serius pada diskusi PMT, apa saja yang bisa dikompromikan bersama jika melakukan kesalahan hingga terjadi perceraian.
Hal ini penting menjadi sebuah alarm bagi pasangan, agar tidak ceroboh dalam melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dalam rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.