Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Fretty, Disabilitas Tuli Menggapai Pendidikan Tinggi

Kompas.com - 24/02/2023, 19:00 WIB
Dwi Oktariana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Kompas.com - Lahir dengan berbagai keterbatasan bukan menjadi alasan bagi seseorang untuk menyerah dalam menggapai impian. 

Inilah prinsip yang diyakini oleh Fretty Lumbangaol, salah seorang relawan di Sekolah Janji Baik yang juga seorang penyintas tuli.

Perempuan kelahiran Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan yang akrab dipanggil Butet ini berhasil menginspirasi banyak orang lewat semangat dan pengalamannya yang ia bagikan.

Lahir sebagai penyintas tuli membuat ia harus berjuang lebih keras dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Ibunya yang juga merupakan seorang penyintas tuli dan hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) membuat Butet kecil kurang mendapatkan pendampingan belajar. 

Baca juga: Kisah Raeni, Anak Pengayuh Becak Peraih KIP Kuliah, Kini S3 di Inggris

Saat memasuki usia sekolah, keinginan Butet untuk masuk ke sekolah umum harus terhambat karena dianggap memiliki keterbatasan hingga ia diarahkan untuk masuk ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

Dengan tekad dan keinginannya yang kuat, ia akhirnya bisa melewati hambatan tersebut dan masuk ke sekolah umum dengan bantuan sanak saudaranya yang berada di Jakarta. Sejak saat itu, ia dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah umum. 

Ia yang sebelumnya tidak dapat berbicara terus berlatih dan hingga akhirnya dapat terbiasa berbicara dengan orang lain bahkan juga di depan umum. Butet terus melanjutkan pendidikannya di sekolah umum hingga ke perguruan tinggi dan lulus sebagai Sarjana. 

Perjuangan Butet dalam mendapatkan pendidikan bukanlah satu-satunya perjalanan yang harus ia lewati. Pasca lulus kuliah, Butet harus kembali mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Banyak perusahaan yang tidak menerima penyintas tuli dan kandidat disabilitas lainnya membuat ia merasa kecewa.

Baca juga: Nyala Asa Petani Disabilitas Cimahi Tumbuh Mandiri dengan Segala Keterbatasan 

Kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan tidak menyurutkan keinginannya yang kuat untuk mengembangkan keterampilan diri.

Butet akhirnya bergabung dan secara aktif mengikuti berbagai komunitas, seperti Basket Tuli Indonesia, Thisable Community, dan pelatihan vokasi disabilitas.

Seluruh usahanya tersebut lah yang membuat Butet berhasil mendapatkan pekerjaan Staff Human Resource and General Affair (HRGA) di Assegaf Hamzah and Partners yang ia jalani saat ini. 

Hambatan yang telah dilalui oleh Butet selama ini membuat ia berkeinginan agar teman-teman difabel lainnya tidak merasakan kesulitan dan diskriminasi yang sama seperti yang ia terima.

Butet berharap teman-teman disabilitas lainnya bisa mendapatkan hak pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa adanya hambatan.

Perjuangan Butet ini dapat menjadi inspirasi bagi setiap orang untuk mengejar pendidikan yang berkualitas. 

Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau