Kompas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghimpun para penulis muda berbakat guna meningkatkan minat masyarakat terhadap pelestarian bahasa daerah melalui Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2023.
Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengatakan, para penulis cerpen muda dapat menjadi penerus penulis karya sastra daerah di masa depan di daerahnya masing-masing.
“Model pembinaan yang intensif dan berkelanjutan seperti ini kami yakini akan menjadi solusi untuk mengurangi kekhawatiran hilangnya minat penutur muda bahasa daerah dalam berkarya sastra, khususnya bahasa daerah mereka sendiri,” ungkap Aminudin dilansir dari laman Kemendikbud Ristek.
Baca juga: Program Bangkit 2023 Batch 2 Dibuka Juni, Ada Dana Startup Rp 140 Juta
Pada kesempatan yang sama, dua siswa pemenang lomba menulis cerpen berbahasa daerah yakni Maria Gloria Easter Atek, siswa kelas 8 SMP Negeri 2 Merauke, Papua Selatan, dan Aura Kasih Berlian siswa kelas 6 SD Negeri No. 1 Dompu, Nusa Tenggara Barat, menceritakan pengalaman mereka dalam mengikuti lomba.
Gloria menuliskan cerpen dengan judul “Ehe Alam Ehe Adaka Kawadeheb Made Apam Kamem He Mandow Epe” (Mencegah Banjir di Musim Penghujan). Tema cerpen tersebut dipilih karena Kota Merauke tempat Gloria terkenal dengan keindahan alamnya.
Namun, wilayah tersebut kerap mengalami banjir terutama setelah hujan deras turun. Oleh karena itu, dirinya terinspirasi untuk membuat cerpen tentang bagaimana mencegah banjir.
Gloria juga didampingi oleh gurunya yaitu Martina Serli Julio Esos. Martina mendukung cerpen yang diangkat Gloria karena Kabupaten Merauke memiliki dataran yang lebih rendah daripada laut.
“Cerpen ini juga menjadi motivasi kaum muda yang ada Kabupaten Merauke untuk lebih banyak mengumpulkan ide-ide dan semangat dalam berpendidikan. Mari kita gali dan angkat bahasa daerah agar tidak punah sampai generasi mendatang,” ucap Martina.
Baca juga: 16 Prodi Unimal Punya Daya Tampung 100 hingga 200 di SNBP 2023
Berikutnya ada Aura Kasih Berlian yang menulis cerpen dalam bahasa Mbojo yang mengangkat kisah tentang seorang kakak laki-laki yang sangat menyayangi adiknya tetapi adiknya menunjukkan sikap yang berlawanan dan tidak mau mendengarkan. Kemudian, sang adik pun menyadari tentang sikapnya yang kurang baik dan meminta maaf kepada kakak laki-lakinya.
“Pesan yang terkandung dalam cerpen ini yaitu agar para kakak laki-laki di luar sana dapat menjaga dengan baik,” ungkap Berlian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.