"Jangan sumbu pendek, pikirkan konsekuensi jika kita langsung terdorong melakukan sesuatu karena emosi yang berlebihan. Misalnya sangat marah kepada seseorang lalu terdorong melakukan bullying atau kekerasan kepada teman," ujar Tiara.
Keempat, ubah emosi yang negatif menjadi positif. Cara yang paling mudah dilakukan terkait hal ini adalah memposisikan diri sebagai korban.
"Membayangkan kalau kita ada di posisi orang tersebut (korban) apakah bisa menerima hal yang terjadi. Carilah celah untuk mendapatkan hikmah," sebut dia.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyalurkan emosi berlebih agar tidak merusak diri dan membahayakan orang lain.
Tiara menerangkan bahwa setiap orang memiliki strategi yang nyaman bagi dirinya masing-masing.
"Bisa misalnya ketika sedang merasa emosi menyalurkannya ke aktivitas fisik seperti olahraga sehingga energi yang negatif ini bisa tersalur ke kegiatan yang lebih positif," terang dia.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah journaling. Hal ini bermanfaat untuk membantu seseorang mengekspresikan emosi yang dirasa.
"Jadi semacam buku harian, mencatat hari ini emosi apa yang muncul dan penyebabnya. Ini bisa membantu memahami dan memvalidasi emosi yang dirasakan. Dengan ini seseorang akan merasa ada yang mendukung, merasa ada kawan, ini memunculkan perasaan yang positif," tegas Tiara.
Baca juga: Masuk Sekolah Pukul 05.00 Pagi di NTT, Kemendikbud: Kami Akan Lindungi Siswa
Aktivitas ketiga adalah meditasi. Kegiatan ini dapat menenangkan pikiran serta memusatkan fokus pada hal-hal yang positif.
Emosi juga bisa disalurkan kepada hobi.
"Misal yang suka melukis, karaoke, membuat kerajinan, atau bahkan mendengarkan musik bisa disalurkan kepada hobi tersebut," ucapnya.
Tidak kalah penting adalah menjaga pola makan dan tidur. Pola makan dan tidur yang baik akan membantu mengurangi stres. Jika seseorang terhindar dari stres maka hati akan merasa gembira sehingga emosi negatif bisa terkelola dengan baik.
"Jangan lupa untuk me time, beri waktu diri kita sendiri untuk melakukan kegiatan yang kita senangi dan nikmati," terang dia.
Baca juga: Kisah Ahmed, Wisudawan Asal Gaza yang Lulus S1 Kedokteran di Unair
Cara-cara ini tidak ditujukan untuk menghilangkan emosi negatif. Tapi membantu seseorang untuk mampu mengelola emosi negatif yang terjadi.
"Jadi ketika dia sedih bisa diterima, tidak berlarut dalam kesedihan atau emosi negatif lain. Ini bisa menjadi sarana untuk membangun kesehatan mental yang baik juga," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.